Friday, December 2, 2016

Diare Patofisiolgi Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis

Tags

Diare Patofisiolgi Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis obat diare  obat mencret  penyebab diare  diare pada anak  obat diare anak  diare pada bayi  penyakit diare  obat mencret anak  cara mengobati diare  obat diare alami  bayi mencret  obat untuk diare  obat diare tradisional  obat mencret bayi  mencret pada bayi  obat tradisional diare  bayi diare  obat herbal diare  obat diare bayi  penyebab mencret  pengobatan diare  penyebab diare pada anak  mengobati diare  diare akut  obat alami diare  diare pada balita  cara menyembuhkan diare  obat diare anak 2 tahun  obat mencret balita  obat diare untuk balita

Apotekers.com Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.


Diare bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi defekasi (biasanya >3 kali sehari), meningkatnya volume feses, dan menurunnya konsistensi feses bila dibandingkan dengan individu dengan kondisi normal

Klasifikasi


Terdapat beberapa pembagian diare :
1. Berdasarkan lamanya diare :
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala dan tanda-tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang menyerang secara mendadak, nyeri perut, keadaan mendesak ingin buang air besar, mual, perut kembung, dan demam. Pasien dengan infeksi diare akut bisa terjadi buang air besar berdarah dan nyeri perut.

b. Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Diare kronik mempunyai tanda-tanda dan gejala yaitu gejala bisa hebat atau ringan, penurunan berat badan dapat dilihat dan tubuh terasa lemas. Dehidrasi bisa diketahui dari penurunan jumlah urin, membran mukus yang kering, cepat haus, dan takikardi.

2. Berdasarkan penyebabnya diare :
a. Diare Spesifik
Diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.

b. Diare Non Spesifik
Diare yang  disebabkan oleh malabsorbsi makanan, rangsangan oleh zat makanan, gangguan saraf.

3. Berdasarkan konsistensi feses :
a. Watery form
Banyak terjadi ±90% dengan konsistensi feses seperti air cucian beras dengan frekuensi <10 kali dan volumenya banyak. Disebabkan oleh bakteri non invasif yang menyebabkan gangguan pada penyerapan air. Contohnya yaitu Vibrio cholerae, Enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC), Rotavirus dan Norovirus.

b. Dysentery form
Persentase pasien yang menderita hanya 5-10% dengan konsistensi feses mengandung darah dan berlendir dengan frekuensi >10 kali dan volumenya sedikit. Disebabkan oleh bakteri invasif yang menyebabkan peradangan pada mukosa usus. Contohnya Shigella, Salmonella, Campylobacter, Yersinia, Enterohemorrhagic E.coli (EHEC), Clostridium difficile.

Etiologi 

Ada banyak kemungkinan penyebab yang paling umum. Infeksi diare terjadi karena kontaminasi makanan dan air. Virus adalah penyebab yang paling besar, yaitu rotavirus, norwalk,danadenovirus. Pasien secara tiba-tiba demam, muntah, dan feses berair. Bakteri juga merupakan salah satu infeksi diare yaitu Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholera, dan Clostridium difficile. Protozoajuga merupakan salah satu infeksi diare seperti Entamoeba histolytica, Microsporidium, Giardia lamblia, dan Cryptosporidium parvum.

Penyebab selain infeksi dari diare akut terdiri dari obat dan racun, efek samping laksatif, makanan, irritabel bowel syndrome, radang perut, kekurangan laktase, anemia, diabetes mellitus, malabsorbsi, faecal impaction, dan  celiac sprue. Obat-obat yang dapat menyebabkan diare akut adalah antibiotik, digitalis, laksatif, manitol, metformin, misoprostol, quinidin, sorbitol dan teofilin. Suplemen makanan yang bisa menyebabkan diare akut yaitu Echinacea, ginseng, dan Aloe vera. Bahan (racun) yang menyebabkan diare adalah arsen, cadmium, dan merkuri.

Patogenesis 

Mekanisme dasar timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dalam elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis Diare Karena Virus

Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besar patogenesisnya adalah sebagai berikut :

Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus bagian apikal akan digantikan oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang berbentuk kuboid atau gepeng.

Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus halus kemudian akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun akan berkurang. Pada saat ini biasanya diare mulai timbul, setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propia untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan.

Patogenesis Diare Akibat Bakteri
Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak didalamnya. Bakteri kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat tahan panas/labil toksin/LT) atau enzim guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas/stabil/ST) sebagai akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP (cyclic adenosine monophospate) atau cGMP (cyclic guanosine monophospate) yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium, dan air dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, klorida dan air dari lumen usus ke dalam sel.

Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam lumen (hiperosmolar). Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus besar (colon). Dan bila kemampuan penyerapan colon berkurang atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan colon, maka akan terjadi diare.


Fisiologi dan Patofisiologi 


Sebagai akibat dari diare akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan sebagainya)
2. Hipoglikemia
3. Gangguan Gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah)
4. Gangguan sirkulasi darah
Dalam keadaan normal usus besar dapat meningkatkan kemampuan penyerapan sampai 4400 ml sehari, bila terjadi sekresi cairan yang berlebihan dari usus halus (ileosekal). Bila sekresi melebihi 4400 ml maka usus besar tidak mampu menyerap seluruhnya lagi, selebihnya akan dikeluarkan bersama tinja dan terjadilah diare.

Diare dapat juga terjadi karena terbatasnya kemampuan penyerapan usus besar pada keadaan sakit, misalnya karena virus, disentri basiler, ulkus, tumor dan sebagainya. Setiap perubahan mekanisme normal absorpsi dan sekresi di dalam lumen usus halus, maupun usus besar (colon) dapat menyebabkan diare, kehilangan cairan, elektrolit dan akhirnya terjadi dehidrasi.

Secara garis besar diare dapat disebabkan oleh diare sekretorik, diare osmotik, peningkatan motilitas usus dan defesiensi umum, terutama IgA. Diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akan menyebabkan diare sekretorik.

Makanan yang tidak diserap atau dicerna, misalnya laktosa (dari susu), merupakan makanan yang baik bagi bakteri. Laktosa ini akan difermentasikan oleh bakteri anaerob menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya H2, CO2, H2O, dan sebagainya.

Dan menyebabkan tekanan osmotik didalam lumen usus meningkat. Keadaan dalam lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan menyerap air dari intraseluler, diikuti peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare osmotik. Peristaltik usus juga dapat meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang misalnya pedas, asam, terlalu banyak lemak, serat dan dapat juga karena terdapatnya toksin dalam makanan (food poisoning) yang akhirnya menyebabkan diare.

 Akhirnya imunodefisiensi baik seluler maupun humoral terutama defisiensi IgA didalam lumen usus akan menyebabkan diare karena ketidakmampuan usus untuk menetralisir enteropatogen dalam lumen usus. Bukan saja bakteri tetapi juga virus, parasit dan jamur dapat menyebabkan diare.
Pengeluaran cairan selain melalui anus dalam keadaan normal, juga melalui ginjal berupa urine, juga melalui pori kulit berupa keringat dan melalui pernafasan berupa uap air.

Dalam keadaan normal, pengeluaran air dari tubuh anak usia 0-2 tahun sekitar 100ml sehari. Bila jumlah cairan yang masuk dan keluar setiap hari selalu seimbang, tidak akan terjadi diare atau defisit cairan, tetapi pengeluaran cairan melebihi pemasukan seperti pada diare akan terjadi defisit cairan tubuh yang lebih dikenal dengan dehidrasi.

Manifestasi Klinis 

Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.

Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi semakin asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon