Evaluasi Granul Dan Sedian Tablet
Table of Contents
Evaluasi granul meliputi :
1.
Organoleptis
Pengamatan terhadap bentuk, bau, warna
dan rasa yang dilakukan secara visual.
2.
Kandungan
air (Voigt, 1995)
Mengukur kandungan air dilakukan dengan
menggunakan alat infrared moisture balance.
Caranya: ditimbang 5 gram granul dan diletakkan pada piring timbangan sebelah
kiri dan posisi lampu diletakkan pada ketinggian 6 cm sehingga bisa mencapai
suhu 105o C. Perhatikan skala kadar air pada posisi nol, kemudian
lampu dihidupkan. Perhatikan jika granul mulai mengering, skala kesetimbangan
akan berubah. Dengan bantuan knop indikator, skala kesetimbangan dapat
digerakkan agar tercapai kesetimbangan kembali. Bila indikator kesetimbangan
sudah kembali, maka granul benar-benar kering dan skala dapat dibaca. Atau
granul kering ditimbang dan kandungan air dihitung dengan rumus :
Kandungan air = W1-W2/W1 x 100 %
Dimana
W1 = Berat granul awal (gram)
W2
= Berat granul yang sudah kering (gram)
3.
Kecepatan
alir (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30
gram granul dan masukkan ke dalam corong yang bagian bawahnya ditutup. Pada
saat yang bersamaan tutup dibuka dan stopwatch dihidupkan. Dicatat waktu yang
dibutuhkan granul untuk mengalir seluruhnya dari corong dan dihitung kecepatan
alirnya dengan rumus :
Kecepatan alir =Berat Granul(gram)/waktu(detik)
Tabel 3.
Hubungan Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988).
Kecepatan
Alir (g/detik)
|
Sifat
Aliran
|
>10
|
Sangat baik
|
4-10
|
Baik
|
1,6-4
|
Sukar
|
<1,6
|
Sangat sukar
|
4.
Sudut
istirahat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang
30 gram granul dan dimasukkan dalam corong yang bagian bawahnya ditutup.
Kemudian tutup dibuka dan dibiarkan granul mengalir seluruhnya dari corong
dimana granul ditampung menggunakan kertas grafik. Lalu diukur diameter dasar
granul dan tinggi kerucut yang terbentuk dengan penggaris. Kemudian diukur
sudut istirahatnya dengan rumus :
Tg α = h/r
Dimana: α = sudut istirahat
h
= tinggi tumpukan granul
r
= jari-jari
Tabel 4.
Hubungan Sudut Istirahat dengan Sifat Aliran (Aulton, 1988)
Sudut
istirahat (Tg α)
|
Sifat
aliran
|
<25
|
Sangat baik
|
25-30
|
Baik
|
30-40
|
Cukup
|
>40
|
Sangat buruk
|
5.
Bobot
jenis nyata (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukkan
dalam gelas ukur 100 mL. dan diamati volumenya (Vo). Bj nyata dihitung dengan
rumus :
Bj nyata =Wo/Vo
6.
Bobot
jenis mampat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukan ke
dalam gelas ukur 100 mL dan diukur volumenya (Vt). Kemudian diletakkan pada
alat tap density tester dengan
pengetukan sebanyak 1250 kali dan dicatat volumenya (Vt1). Jika
selisih antara Vt dan Vt1 tidak lebih dari 2 mL, maka dipakai Vt.
Bobot jenis mampat dihitung dengan rumus :
Bj mampat =Wo/ Vt
7.
Bobot
jenis benar (Lachman dkk, 1994; Voigt,1995)
Menggunakan piknometer dan pelarut
paraffin. Caranya : ditimbang piknometer kosong (a) piknometer ditambah paraffin
sampai penuh (b). Piknometer kosong ditambah 2 gram granul, (c), kemudian ditambah
paraffin sampai penuh dan ditimbang kembali (d). Bobot jenis benar dihitung dengan
rumus :
Bj pelarut (
) =b-a/v piknometer
Bj benar =c-a/ (c-a)+(b-d) x Bj Pelarut
8.
Kompresibilitas
(Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Kompresibilitas =Bj Mampat-Bj Nyata/ Bj Mampat x 100%
Tabel
5. Hubungan
Kompresibilitas dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton,
1988)
Kompresibilitas (%)
|
Sifat Aliran
|
5-15
|
Sangat
baik
|
12-17
|
Baik
|
18-22
|
Cukup
|
23-33
|
Kurang
|
34-38
|
Sangat
kurang
|
>38
|
Sangat
buruk
|
9. Porositas
(Voigt, 1995)
Porositas berbanding terbalik dengan waktu
hancur, jadi jika porositas kecil, maka waktu hancurnya lambat,
dan berbanding lurus dengan kekerasan tablet, jika porositas kecil, tabletnya
kurang keras.
Syarat : 37-40 %
Porositas = 1 - Bj Mampat/ Bj Benar x 100%
1.
Faktor
Hausner (Lachman dkk, 1994)
Faktor Hausner =Bj Mampat/ Bj Nyata
Faktor Hausner : < 1,25
Aliran baik
> 1,5 Aliran buruk
1 Persentase
fines/sebuk halus (Lachman dkk, 1994;
Voigt, 1995)
Dilakukan dengan metode pengayakan.
Caranya : 30 gram granul diletakkan di atas ayakan dan diayak. Granul yang
masih tertinggal diayakan ditimbang. Persentase fines dihitung dengan rumus :
% Fines = Berat serbuk halus yg diperoleh/ Berat Granul Awal x 100%
Evaluasi untuk sedian
tablet meliputi :
1.
Organoleptis
Pengamatan terhadap bentuk, bau,
warna dan rasa yang dilakukan secara visual.
2.
Keseragaman
ukuran
Pengukuran
dilakukan terhadap 10 tablet. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak
lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet (Depkes RI, 1979).
3.
Keseragaman
bobot
Ditimbang
dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- tablet
tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang
masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang
beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
pada kolom B (Depkes RI, 1979).
Tabel
6. Persyaratan
Keseragaman Bobot Tablet
Bobot
rata-rata
|
Penyimpangan
bobot rata-rata dalam %
|
|
A
|
B
|
|
<25
mg
|
15
%
|
30%
|
26-150
mg
|
10
%
|
20%
|
151-300
mg
|
7,5
%
|
15%
|
>300
mg
|
5
%
|
10%
|
4.
Waktu
hancur tablet
Pengujian ini menggunakan alat
disintegrator tester. Caranya dengan memasukkan 6 tablet ke dalam keranjang,
turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan
hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali
fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula
dan bersalut
selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengjian
menggunakan tablet satu persatu,
kemudian ulangi lagi menggunakan 6 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara
pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat di atas (Depkes RI, 1979).
5.
Kekerasan
tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan
alat digital hardnes tester.
Pengujian dilakukan terhadap 5 tablet. Caranya: sebuah tablet diletakkan pada
alat dengan posisi horizontal, alat dikalibrasi hingaa posisi 0,00. Putar
alatnya hingga tablet patah dan dibaca skala yang tertera pada alat (Voigt,
1995).
6.
Uji
kerapuhan ( Lachman, 1994)
Uji kerapuhan menggunakan alat friabilator tester. Tablet dibersihkan
dari debu dengan cara memakai kuas kecil, ditimbang bobot 20 tablet (tablet
besar) atau 40 tablet (tablet kecil) (Wo), tablet dimasukan kedalam alat
kemudian alat dijalankan selam 4 menit dengan kecepatan 25 rpm, tablet
dikeluarkan lalu dipersihkan dari debu dengan memakaai kuas kecil, ditimbang
bobot tablet (Wf).
Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus:
F = (wo-wf)/wo x
100%
Ket : F : indeks kerapuhan
Wo : bobot awal
Wf : bobot akhir
Post a Comment