Friday, December 2, 2016

Obat Diare

Pengobatan Diare obat diare  obat mencret  penyebab diare  diare pada anak  obat diare anak  diare pada bayi  penyakit diare  obat mencret anak  cara mengobati diare  obat diare alami  bayi mencret  obat untuk diare  obat diare tradisional  obat mencret bayi  mencret pada bayi  obat tradisional diare  bayi diare  obat herbal diare  obat diare bayi  penyebab mencret  pengobatan diare  penyebab diare pada anak  mengobati diare  diare akut  obat alami diare  diare pada balita  cara menyembuhkan diare  obat diare anak 2 tahun  obat mencret balita  obat diare untuk balita


Pengobatan Diare


1. Penggantian Cairan 

Penggantian cairan bukan sebuah pengobatan untuk penyembuhan diare tetapi suatu usaha untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Cairan diberikan secara oral untuk mencegah dehidrasi dan mengatasi dehidrasi yang sudah terjadi. Untuk terapi penggantian cairan ini dilakukan dengan menggunakan Oral Rehydration Solution (ORS), yaitu oralit. Contoh produk di pasaran adalah Pedialyte®, Rehydralyte®, dan Ceralyte®atau larutan elektrolit seperti Ringer Laktat®.
Penggantian cairan berdasarkan derajat dehidrasi yaitu :

a. Rencana Terapi A (Diare Tanpa Dehidrasi)
Untuk mengobati diare dirumah gunakan cara ini yaitu :
1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya
      • Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
      • Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
      • Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang dan sebagainya)
      • Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.
        o Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali buang air besar
        o Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali buang air besar
      • Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200ml) di rumah bila :
        o Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C
        o Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk
      • Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit

2. Beri obat zink
Beri zink 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.
      o Umur < 6 bulan diberi 10 mg (½ tablet)  per hari
      o Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari

3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
      • Beri makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
      • Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
      • Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.
      • Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil
      • Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu

4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi. Misal : Disentri, Kolera, dll.
5. Nasihat ibu/pengasuh
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :
      • Berak cair lebih sering
      • Muntah berulang
      • Sangat haus
      • Makan dan minum sangat sedikit
      • Timbul demam
      • Berak berdarah
      • Tidak membaik dalam 3 hari

b. Rencana Terapi B (Dehidrasi Ringan – Sedang)
1. Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oralit sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena/intragastrik sebanyak 75 ml x berat badan anak selama 3jam. Penggantian cairan bila ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10 ml x berat badan anak setiap diare atau muntah.

2. Bila berat badan tidak diketahui berikan oralit sebanyak :
      • Usia  4 bulan dengan berat badan < 6 kg diberikan 200-400 ml
      • Usia 4-12 bulan dengan berat badan 6-10 kg diberikan 400-700 ml
      • Usia 12-24 bulan dengan berat badan 10-12 kg diberikan 700-900 ml
      • Usia 2-5 tahun dengan berat badan 12-19 kg diberikan 900-1400 ml

3. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit maka berikanlah
4. Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
5. Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak  selama masa ini
6. Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit.
7. Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
8. Amati Anak dengan seksama dan bantu ibu memberi oralit :
      • Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
      • Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas
      • Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
      • Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI. Berikan oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.

9. Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi A, B atau C untuk melanjutkan terapi.
      • Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.
      • Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana Terapi B
      • Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

10. Bila ibu harus pulang sebelum selesai Rencana Terapi B
      • Tunjukkan jumlah oralit yang harus diberikan dalam terapi 3 jam dirumah
      • Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah
      • Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

c. Rencana Terapi C (Dehidrasi Berat)
1. Beri cairan intravena segera.
Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg BB, dibagi sebagai berikut :
      • Bayi umur < 1 tahun : Pemberian pertama 30 ml/kg BB selama 1 jam kemudian dilanjutkan 70 ml/kg BB selama 5 jam.
      • Anak usia ≥ 1 tahun : pemberian pertama 30 ml/kg BB selama 30 menit kemudian dilanjutkan 70 ml/kg BB selama 2,5 jam.
Untuk pemberian pertama baik bayi atau anak dapat diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba. Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat. Beri juga oralit sebanyak 5 ml/kg/jam bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam pada bayi atau 1-2 jam pada anak. Berikan juga obat Zinc selama 10 hari berturut-turut. Setelah 6 jam pada bayi dan 3 jam pada anak, nilai lagi derajat dehidrasi kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B atau C) untuk melanjutkan terapi.

2. Jika cairan intravena tidak dapat diberikan maka dilihat apakah ada terapi terdekat (dalam 30 menit). Jika iya maka :
      • Rujuk penderita untuk terapi intravena
      • Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama di perjalanan.

3. Jika tidak ada terapi terdekat dilihat apakah dapat menggunakan pipa nasogastrik/orogastrik untuk rehidrasi, jika iya maka :
      • Mulai rehidrasi dengan oralit melalui nasogastrik/orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam.
      • Nilai setiap 1-2 jam. Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih lambat. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk untuk terapi intravena.
      • Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai (A, B atau C).

4. Jika tidak dapat menggunakan pipa nasogastrik/orogastrik untuk rehidrasi maka dilihat apakah penderita bisa minum, jika iya maka :
      • Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut. Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam
      • Nilai setiap 1-2 jam. Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih lambat. Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk untuk terapi intravena.
      • Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C).

5. Jika penderita tidak bisa minum maka segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik/orogastrik atau intravena.
6. Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit
7. Bila umur anak diatas  2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah tempat tinggal, pikirkan kemungkinan kolera dan beri antibiotika yang tepat secara oral begitu anak sadar.

2. Medikamentosa

  •  Tidak boleh diberikan obat antidiare 
  •  Antibiotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan closetridium difficille akan tumbuh yang menyebakan dire sulit disembuhkan. Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik.

       
Penyebab
Antibiotik Pilihan
Alternatif 
  Kolera
Tetracycline(4)
Anak-anak> 7 tahun :
-  50 mg/kg.bb/hari dibagi 4 dosis, 2 hari.
Dewasa :
-  4 x 500 mg, 2 hari
Furazolidone
Anak-anak :
- 50 mg/kg.bb/hari, dibagi 4 dosis, 3 hari
Dewasa :
- 4 x 100 mg/hari, 3 hari.

Trimethoprim (TMP)- Sulfamethoxazole (SMX)
- Semua Umur
TMP : 8 mg/kg.bb/hari
SMX : 40 mg/kg.bb/hari dibagi dalam 2 dosis, 3 hari                     
  Disentri
Shigella
Trimethoprim (TMP)- Sulfamethoxazole (SMX)
- Anak-anak :
TMP : 10 mg/kg.bb/hari
SMX: 50 mg/kg.bb/hari dibagi 2 dosis, 5 hari
- Dewasa :
TMP : 160 mg
SMX : 800 mg
Dibagi dalam 2 dosis, 5 hari
Ampisilin
- Anak-anak :
50 mg/kg.bb/hari, dibagi 4 dosis, 5 hari
- Dewasa :
1 gram, 4x/hari, 5 hari
Nalidixic Acid
- Anak-anak :
55 mg/kg.bb/hari dibagi 4 dosis, 5 hari
- Dewasa :
1 gram, 3x/hari, 5 hari
 Amubiasis
  Usus Akut

Metronidazole(3)
Anak-anak: 10 mg/kg
3 kali per hari, 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Dewasa: 750 mg
3 kali per hari, 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Pada kasus yang berat :
Dehidroemetine
1-1,5 mg/kg.bb/hari, injeksi i.m. dalam (maksimum 90 mg).
Diberikan sampai 5 hari, terganeaksi (untuk semua umur).
  Girdiasis
Metronidazole (5)
Anak-anak: 5 mg/kg
3 kali per hari, 5 hari
Dewasa: 250 mg
3 kali sehari, 5 hari
Quinacrine
- Anak-anak :
7 mg/kg.bb/hari, 5 hari
- Dewasa :
100 mg, 3x sehari/5 hari

Catatan :
1. Semua dosis yang diberikan adalah melalui oral, kecuali dinyatakan lain. Untuk anak-anak kecil, bila tidak tersedia dalam bentuk sirup, dapat diberikan dalam bentuk puyer.
2. Pemilihan obat antibiotika pada pengobatan diare, harus diperhitungkan frekuensi kepekaan terhadap antibiotika di daerah tersebut.
3. Tujuan pengobatan antibiotika bukan untuk keberhasilan pengobatan melainkan untuk mempersingkat lamanya sakit dan pada kasus yang berat mempercepat pengeluaran mikroorganisme.
4. Untuk anak dibawah 7 tahun, tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gigi bewarna coklat.
5. Trinidazole dan ornidazole dapat juga dipergunakan sesuai dengan anjuran pabrik.


3. Pengobatan Simpatomatis

1. Adsorben 
Adsorben seperti attapulgit, kaolin, pectindigunakan untuk pengobatan diare atas dasar kemampuannya untuk mengikat dan meninaktifasi toksin bakteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai kemampuan untuk melindungi mukosa usus tetapi selain itu dapat juga mengadsorbsi nutrient dan obat lain sehingga pemakaiannya sebaiknya dipisahkan dengan obat lain 2-3 jam. 

2. Obat Antimotilitas 
Obat Antimotilitas memiliki peran dalam pengelolaan diare akut tanpa komplikasi pada orang dewasa tetapi tidak dianjurkan pada anak di bawah 12 tahun.Obat dalam kategori ini adalah Loperamide hydrochloride.
Loperamide hydrochloride. 
Dosis : Anak-anak 12-18 tahun : awalnya 4 mg, kemudian 2 mg setelah setiap buang air besar hingga 5 hari (dosis biasanya 6-8 mg sehari; maksimal 16 mg per hari).

3. Probiotik 
Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan baik pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Lactobasili atau bifidobakteria adalah mikroorganisme yang paling banyak digunakan dan telah sejak lama digunakan sebagai probiotik. Laktobasilus dilaporkan relatif aman dan efektif dalam mengobati dan mencegah diare karena infeksi namun penggunaannya secara rutin belum direkomendasikan. 

Probiotik dapat meningkatkan produksi musin mukosa usus sehingga meningkatkan respons imun alami. Probiotik menghasilkan ion hydrogen yang akan menurunkan pH usus dengan memproduksi asam laktat sehingga menciptakan suasana yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri patogen.

4. Zink atau Seng (Depkes RI, 2011)
Zink merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zink dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zink juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

Pemberian zink pada diare dapat meningkatkan absorbsi air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen dari usus. Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.

Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zink segera saat anak mengalami diare. Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare
Dosis pemberian Zink pada balita:  
a.Umur < 6 bulan :10 mg per hari selama 10 hari  
b.Umur > 6 bulan :20 mg per hari selama 10 hari.  


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon