Sunday, November 27, 2016

Diabetes Melitus Patofisiologi Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis

Tags

Diabetes Melitus Patofisiologi Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis Klasifikasi DM  Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien Diabetes Melitus : Patofisiologi Diabetes Mellitus obat diabetes  penyakit diabetes  obat herbal diabetes  diabetes militus  penyakit gula  obat tradisional diabetes  penyakit diabetes melitus  gejala diabetes  pengobatan diabetes  obat penyakit gula  obat diabetes alami  obat diabetes melitus  obat diabetes herbal  penyakit gula darah  obat diabetes tradisional  obat alami diabetes  obat herbal untuk diabetes  gejala penyakit diabetes  gejala penyakit gula  pengobatan diabetes melitus  obat penyakit diabetes  herbal untuk diabetes  obat untuk diabetes  obat gula darah  cara mengobati penyakit diabetes  diabetes millitus  obat herbal diabetes melitus  penyembuhan diabetes  obat tradisional penyakit gula  obat tradisional untuk diabetes

Apotekers.com Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh seseorang. Kurangnya hormon insulin tersebut menyebabkan glukosa yang dikonsumsi oleh tubuh tidak dapat di proses secara sempurna.

Keadaan ini menyebabkan penderita mengalami hiperglikemia atau kelebihan gula darah. Pada penyakit diabetes kelebihan gula darah dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.


Patofisiologi Diabetes Mellitus

Hiperglikemia terjadi akibat kerusakan sel β-pankreas yang menimbulkan peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati. Pengeluaran glukosa oleh hati meningkat karena proses-proses yang menghasilkan glukosa yaitu glikogenolisis dan glukoneogenesis, berlangsung tanpa hambatan karena insulin tidak ada.   

Ketika kadar glukosa darah meningkat sampai jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas, sehingga sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi, maka glukosa akan timbul di urin (glukosuri). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik air bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih). 

Cairan yang berlebihan keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi, sehingga dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah turun secara mencolok.  Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun atau dapat menimbulkan gagal ginjal sekunder  akibat tekanan filtrasi yang tidak kuat. 

Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstra sel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka karena timbul gangguan fungsi sistem saraf yaitu polineuropati.

Gejala khas lain pada diabetes melitus adalah rasa haus berlebihan yang merupakan mekanisme kompensasi tubuh untuk mengatasi dehidrasi akibat poliuria. Karena terjadi defisiensi glukosa intra sel, maka kompensasi tubuh merangsang syaraf sehingga nafsu makan meningkat dan timbul pemasukan makanan berlebihan (polifagia). 

Akan tetapi walaupun terjadi peningkatan pemasukan makanan, berat tubuh menurun secara progresif akibat efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein. Sintesa gliserida menurun saat lipolisis meningkat sehingga terjadi mobilisasi asam lemak dalam darah sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif. 

Klasifikasi DM 

Klasifikasi DM yang Berdasarkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah sebagai berikut:

1. Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes tipe ini dapat disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas. Dahulu, DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (anak onset-remaja) dan diabetes rentan-ketosis (karena sering menimbulkan ketosis). Onset DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun.Sekresi insulin mengalami defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau tidak ada sama sekali). Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin (pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan adaptasi diet).

2. Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes tipe ini disebut juga diabetes onset-matur (onset-dewasa) dan diabetes resistan-ketosis. DM tipe 2 merupakan penyakit familiar yang mewakili kurang-lebih 85% kasus DM di negara maju, dengan pevalensi sangat tinggi (35% orang dewasa) pada masyarakat yang mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern.

DM tipe 2 mempunyai onset pada usia pertengahan (40-an tahun), atau lebih tua lagi, dan cenderung tidak berkembang ke arah ketosis. Kebanyakan pengidapnya memiliki berat badan lebih. Pada DM tipe 2 ini gejala muncul perlahan-lahan dan biasanya ringan (kadang-kadang, bahkan belum menampakkan gejala selama bertahun-tahun). 

Namun, ketoasidosis jarang sekali muncul, kecuali pada kasus yang disertai stres atau infeksi. Kadar insulin menurun tetapi tidak sampai nol, atau bahkan tinggi, atau mungkin juga insulin bekerja tidak efektif.

3. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus kehamilan didefenisikan sebagai setiap intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama, tanpa memandang derajat intoleransi serta tidak memperhatikan apakah gejala ini lenyap atau menetap selepas melahirkan. 

Diabetes jenis ini biasanya muncul pada kehamilan trimester kedua atau ketiga. Kategori ini mencakup DM yang terdiagnosis ketika hamil (sebelumnya tidak diketahui). Wanita yang sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil, tidak termasuk ke dalam kategori ini.

4. Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi (DMMal)
Diabetes jenis ini diusulkan oleh WHO karena kasusnya banyak sekali ditemukan di negara-negara sedang berkembang, terutama di wilayah tropis. Diabetes jenis ini biasanya menampakkan gejala pada usia muda, antara 10-40 tahun. Sebagian pasien mengalami nyeri perut yang menjalar ke daerah punggung (pola jalaran nyeri ini mirip dengan pola jalaran nyeri akibat pankreatitis).

Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien Diabetes Melitus :

  • Poliurea (peningkatan pengeluaran urin)
  • Polydipsia (peningkata rasa haus)
  • Polifagia (peningkatan rasa lapar)
  • Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah dan ketidakmampuan sel untuk merubah glukosa menjadi energi.
  • Kelainan kulit seperti gatal –gatal, bisul.
  • Kesemutan akibat terjadinya neoropati. 
  • Kelemahan tubuh
  • Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
  • Mata kabur
Komplikasi Yang Bisa Dialami Oleh Penderita Diabetes Melitus
a. Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis diabetik
Dekompensasi kekacauan metabolik akibat defisiensi insulin dan resistensi insulin.

2. Hipoglikemia 
Penurunan kadar glukosa dalam darah. Biasanya disebabkan kadar insulin yang kurang tepat atau asupan karbohidrat yang kurang. 

3. Hiperglikemia 
Meningkatnya kadar glukosa dalam darah. 

b. Komplikasi kronis 
1. Komplikasi mikrovaskuler adalah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah besar seperti dijantung dan diotak yang sering mengakibatkan kematian serta penyumbatan pembuluh darah besar diekstremitas bawah. 
  • Retinopati diabetikum disebabkan karena kerusakan pembuluh darah retina 
  • Nefropati diabetikum ditandai dengan ditemukannya kadar protein yang tinggi dalam urin disebabkan kerusakan pada glomerulus. 
  • Neoropati diabetikum ditandai dengan hilangnya reflek dan adanya gangguan pada saraf. 
  • Gangrene 
2. Komplikasi makrovaskuler adalah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah kecil. 
  • Penyakit jantung coroner
  • Gangguan ginjal
  • Hipertensi

Baca juga artikel tentang obat-obat diabetes


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon