Showing posts with label Info Obat. Show all posts
Showing posts with label Info Obat. Show all posts

Wednesday, September 21, 2016

Sakit Lambung Terus menerus, Mungkin Anda Terkena Tukak lambung


Apotekers.com Tukak lambung ( ulkus peptikum umumnya disebabkan oleh bakteri Hellicobacter pylory yang bekerja dengan mekasnisme tertentu merusak mukosa lambung, menimbulkan lobang yang disebut dengan ulkus.

Jenis penyakit lambung seperti ini pilihan obat yang diberikan adalah antibiotika yang masih peka terhadap bakteri gram (-).  Sukralfat yang bekerja terhadap muatan (+) protein yang ada di lobang tukak diharapkan dapat menutup lobang tukak, agar terhindar dari serangan faktor agresif di lambung ( HCl dan pepsin ).

Mual dan muntah serta peningkatan sekresi HCl juga dapat ditimbulkan oleh tingginya kadar ureum dalam darah akibat gangguan fungsi ginjal. Ureum akan meransang pengeluaran HCl, oleh sebab itu orang yang terganggu fungsi ginjal akan menimbulkan ganguan pada lambung serpeti mual, muntah dan cegukan. Oleh karena itu obat pengahambat pompa proton pada lambung seperti omebrazol dan lansoprazol dapat diberikan dalam bentuk tunggal dan kombinasi dengan obat antihistamin H-2         (ranitidin). Pemberian ranitidin dapat berupa oral atau injeksi, bisa dalam bentuk kedua sediaan, tegantung kepada kondisi berat dan ringannya penyakit pasien.

Berdasarkan Lokasinya ulkus dapat dibagi atas 3 jenis, antara lain
  1.  Ulkus Esofagus, ulkus terlihat pada esofagus ditandai dengan rasa nyeri hebat setelah makan
  2.  Ulkus Peptikum, ditandai dengan persaan lambung nyaman pas setelah makan 
  3. Ulkus duodenum, ditandai dengan perasaan nyeri beberapa saat setelah perut diisi.

Obat Untuk Terapi Distrofi Otot Duchenne Telah Disetujui FDA


Apotkers.com Obat pertama di dunia untuk terapi distrofi otot duchenne (Duchenne muscular dystrophy/DMD) milik Sarepta Therapeutics dari Cambridge, Massachusetts, USA memperoleh persetujuan khusus dari Food and Drug Administration kemarin (20/9). Obat itu adalah Exondys 51 (eteplirsen


Apa itu penyakit distrofi otot duchenne

DMD adalah kelainan genetik langka yang ditandai dengan kerusakan otot yang progresif dan kelemahan otot. Hal ini adalah jenis yang paling umum dari distrofi otot. DMD disebabkan oleh tidak adanya distrofin, sebuah protein yang membantu menjaga sel-sel otot utuh. Gejala pertama biasanya terlihat antara tiga dan lima tahun, dan memburuk dari waktu ke waktu.

Penyakit ini sering terjadi pada anak laki-laki, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat mempengaruhi perempuan. DMD terjadi pada sekitar satu dari setiap 3.600 bayi laki-laki di seluruh dunia.




Orang dengan DMD semakin kehilangan kemampuan untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan sering memerlukan penggunaan kursi roda sejak masa remaja awal mereka. Selama penyakit berlangsung, serangan jantung bisa mengancam jiwa secara tiba-tiba. Pasien biasanya menyerah pada penyakit ini di usia 20-an atau 30-an; Namun, tingkat keparahan penyakit dan harapan hidupnya bervariasi.

Obat injeksi Exondys 51 pilihan pengobatan distrofi otot duchenne

Obat injeksi Exondys 51 (eteplirsen) secara khusus diindikasikan untuk pasien yang memiliki mutasi yang dikonfirmasi oleh gen distrofin pada skipping ekson 51 yang mempengaruhi sekitar 13 persen dari populasi dengan DMD.
“Pasien dengan jenis tertentu dari Duchenne distrofi otot sekarang akan memiliki akses ke pengobatan untuk penyakit langka dan menghancurkan ini,” kata Janet Woodcock, direktur FDA Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat. Percepatan persetujuan FDA membuat obat ini tersedia untuk pasien berdasarkan data awal, tapi kami menantikan penelitian lebih lanjut tentang kemanjuran obat ini melalui uji klinis dan perusahaan harus melakukannya setelah persetujuan. ”

Exondys 51 disetujui dengan program jalur khusus dipercepat

Exondys 51 telah disetujui , persetujuan di bawah jalur ini dapat didasarkan pada studi yang memadai dan terkendali dengan baik menunjukkan obat memiliki efek pada titik akhir pengganti yang cukup mungkin untuk memprediksi manfaat klinis untuk pasien (bagaimana pasien merasa fungsi tubuh atau apakah mereka bertahan hidup). Jalur ini menyediakan akses pasien sebelumnya untuk obat baru ini, dan mengharuskan perusahaan melakukan uji klinis untuk memverifikasi manfaat klinis yang diprediksi.
Persetujuan percepatan Exondys 51 didasarkan pada titik akhir pengganti dari peningkatan distrofin di otot rangka diamati pada beberapa pasien yang diobati Exondys 51. FDA telah menyimpulkan bahwa data yang diajukan oleh pemohon menunjukkan peningkatan produksi distrofin yang cukup mungkin untuk memprediksi manfaat klinis pada beberapa pasien dengan DMD yang memiliki mutasi yang dikonfirmasi oleh gen distrofin pada skipping ekson 51  termasuk fungsi motorik ditingkatkan. Dalam membuat keputusan ini, FDA menyadari adanya potensi risiko yang terkait dengan obat,  yang dapat mengancam kehidupan untuk anak-anak  yang menderita penyakit  ini.

Uji klinis diperlukan untuk melaporkan Efek Samping Obat

Berdasarkan ketentuan persetujuan dipercepat, FDA mengharuskan Sarepta Therapeutics untuk melakukan uji klinis untuk mengkonfirmasi manfaat klinis obat. Penelitian yang diperlukan dirancang untuk menilai apakah Exondys 51 meningkatkan fungsi motorik pasien DMD yang memiliki mutasi yang dikonfirmasi oleh gen distrofin pada skipping ekson 51. Jika uji klinik gagal untuk memverifikasi manfaat klinis, FDA dapat memulai proses untuk menarik persetujuan obat.
Efek samping yang paling umum dilaporkan dalam uji klinis  Exondys 51  gangguan keseimbangan dan muntah.

Tuesday, September 20, 2016

Penggunaan obat dan Penatalaksanaan penyakit Gastritis

Gastritis

Apotekers.com Gatristis merupakan sejenis penyakit gangguan pada mukosa lambung ditandai adanya warna kemerahan, merah serta bintik pendarahan yang akhirnya dapat menjadi ulkus bila tidak ditangani dengan baik. Gejala yang umum dirasakan adalah nyeri, rasa mengerip, terbakar dan panas yang dirasakan pada bagian atas abdomen di bawah dada. Gastritis terbagi 2, yaitu

1. Gastritis Akut

Datang seketika mendadak, mungkin penyakit ini baru 2 atau 3 hari berselang mungkin disebabkan oleh banyak faktor. Umumnya penyebab dari penyakit ini adalah sering terlambat makan, keracunan akibatnya keasaman lambung meningkat sehingga terjadi iritasi pada lambung. Iritasi akibat keasaman yang tinggi akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Penggunaan obat NSAIDs ( Non Steroid Inflamation Drug ) juga dapat menyebatkan Gastritis. Obat golongan NSAIDs bersifat sedikit asam, sehingga obat ini tidak terion dalam lambung menyebabkan proses absorsi yang menghambat produksi prostaglandin E-1. Sementara prostaglandin E-1 bermanfaat dalam melancarkan aliran darah, menghasilkan mukus, dan menghambat sekresi HCl.

Obat -obat yang dapat digunakan untuk gastritis, antara lain
  1. Pemberian obat yang dapat menghambat sekresi HCl yaitu senyawa penghambat reseptor H-2 seperti Ranitidin, femotidin roxatidin dan nizatidin. 
  2. Obat obat yang dapat mencegah terbentuknya ion H+ dibagian mukosa lambung sehingga pembentukan HCl dapat dicegah, contoh obatnya omebrazol dan Lansoprazol.

2. Gatritis Kronis

Biasanya ditandai dengan perasaan nyeri yang hebat pada bagian tengah abdomen atas, mengerip dan rasa terbakar, hampir sama gejalanya dengan gatritis akut tetapi serangannya lebih kuat. Mual dan muntah sering dirasakan oleh penderita, kemudian dapat juga diiringi dengan rasa kejang atau spasmus pada bagian abdomen atas. Pemberian obat antispasmodik seperti hidrocini hidrobromida     (buscopan) dapat diberikan. Kalau pasien sering mengalami muntah, dapat diberikan obat anti muntah seperti metoklopramida ( Primperan ), domperidon ( vometa ) dan ondansetron ( kliran ) biasanya diberikan setengah jam sebelum makan. Pemberian ondansentron cukup aman karena jarang menimbulkan kejang pada bagian tubuh, sementara metoklopramida dan domperidon dapat menimbulkan kejang karena adanya gangguan pada ekstrapiramidal sistem syaraf pusat. Klidinium merupakan senyawa obat dapat merelaksasi otot polos dan senyawa obat yang digunakan untuk penghilang rasa cemas adalah klordiazepoksid, obat ini sering dikombinasikan dengan klidinium ( librax )

  

Obat obat yang digunakan untuk mengatasinya Gangguan fungsi dari lambung Dismotilitas




Apotekers.com Lambung manusia terletak pada bagian atas abdomen, besar peranannya dalam proses pencernaan makanan, Lambung terdiri dari 4 lapisan yaitu, lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan otot dan lapisan serosa.

Lapisan mukosa terletak pada bagian dalam lambung yang dilindungi oleh cairan mukus yang terdiri dari sejenis protein yaitu glikoprotein. Mukus ini dihasilkan oleh kelenjer leher, prostaglandin E-1 dihasilkan dan terletak pada bagian submukosa. Mukus mirip pelumas, besar peranannya dalam melindungi mukosa lambung dari serangan faktor agresif. Faktor agresif lambung diantaranya, HCl, pepsin dan beberapa jenis obat NSAIDs. Untuk itu mukus disebut salah satu faktor defensif.

Proses fisika dan kimia seperti panas, dingin, obat-obatan berpengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas dari mukus. Apabila kulaitas mukus menurun maka faktor agresif akan dominan sehingga sistem pertahan lambung akan terganggu. Hal ini akan menimbungkan gangguan pada lambung seperti dismotilitas, gasteritis dan ulkus peptikum.

Dismotilitas

Sebetulnya dismotilitas belum disebut dengan gasteristis karena belum terjadi iritasi pada lambung. Dismotilitas ditandai dengan, antaranya
  1. Perasaan kembung pada bagian atas abdomen, penuh, rasa panas dan terbakar.
  2. Nyeri yang tidak menetap berpindah-pindah dari kiri kekanan
  3. Mual dan kadang terasa ingin muntah
Hal ini akibat lambannya pergerakan lambung, mengakibatkan perut penuh pada bagian atas.

Penatalaksanaan gangguan pada dismotilitas, antara lain
  1. Memberikan obat antiflatulen ( obat anti kembung ), seperti dimetilpolisiloksan ( disflatyl ), Penggunaan Obat 3-4 x 1-2 tab, diantara waktu akan makan.
  2. Dan beberapa enzim pencernaan seperti, vitazym, librozym, dan enzyplex. Penggunaan obat enzyplex 1-2 tab, waktu makan atau setelah makan.


Saturday, September 17, 2016

Obat Baru Ini Bisa Mengurangi Eksaserbasi Asma Hingga 51% dan Memperbaiki Fungsi Paru-Paru


Apotekers.com Perusahaan farmasi AstraZeneca (AZ) telah mengumumkan data Uji Klinik Tahap III pada kongres internasional European Respiratory Society (ERS) yang menunjukkan bahwa percobaan biologis dari benralizumab secara signifikan mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki fungsi paru-paru pada pasien asma berat.
Apa itu eksaserbasi asma?
Eksaserbasi asma adalah perburukan progresif dari sesak, batuk, wheezing, dada terasa berat atau kombinasi dari beberapa gejala ini. Eksaserbasi khas ditandai oleh penurunan aliran nafas ekspirasi yang dapat diukur dengan pemeriksaan faal paru. Eksaserbasi biasanya mencerminkan kegagalan penatalaksanaan jangka panjang atau terjadi paparan dengan triger.
Derajad berat eksaserbasi asma bervariasi dari ringan sampai yang mengancam jiwa.
Penanganan eksaserbasi tergantung pada pasien, pengalaman dari instansi kesehatan yang bersangkutan dan tersedianya obat-obatan dan fasilitas emergensi. Terapi primer dari eksaserbasi adalah pemberian berulang beta2-agonis inhalasi short acting dan pemberian awal kortikosteroid oral atau parenteral jika dibutuhkan.
Hajil uji biologis obat baru benralizumab
Benralizumab adalah antibodi monoklonal anti-eosinofil yang menyebabkan penipisan langsung, bereaksi cepat dengan eosinofil, yang merupakan sel efektor biologis yang mendorong peradangan dan saluran napas hiper-responsif pada sekitar 50% pasien asma.
Pada pasien dengan fenotipe eosinophilic yang ditunjukkan dengan adanya eosinofil dalam darah mereka, benralizumab berhasil mengurangi tingkat tahunan eksaserbasi asma hingga 51%. Hal ini juga berhasil menunjukkan perbaikan dalam fungsi paru-paru yang diamati pada empat minggu setelah pengobatan pertama dan berkelanjutan selama periode dosis delapan minggu. Perbaikan juga ditemukan pada pengurangan gejala asma, seperti mengi, batuk, sesak dada dan sesak napas.
Hasil positif ini ditemukan untuk rejimen dosis delapan minggu, sementara tidak ada manfaat tambahan yang diamati dengan dosis empat minggu.
Sean Bohen, kepala medis di AZ, mengatakan: “uji coba klinis Fase III “SIROCCO” dan “Calima” telah menunjukkan bahwa benralizumab dapat menawarkan pilihan pengobatan yang bermakna bagi pasien yang dibuktikan dengan pengurangan eksaserbasi, peningkatan fungsi paru-paru dan pengurangan gejala asma, dengan rehimen dosis lebih sedikit dalam setahun. Benralizumab memiliki cara kerja yang unik pada pasien dengan asma berat dengan fenotip eosinophilic dan mencerminkan kemajuan AstraZeneca dalam membawa generasi berikutnya dari obat pernapasan pasien. ”
Hasil Tahap III SIROCCO dan Calima uji coba juga diterbitkan dalam The Lancet. Data ini digunakan untuk pengajuan izin edar di regulator AS dan Uni Eropa pada akhir tahun ini.