Beda Alergi Beda Antihistaminya
apotekers.com Kondisi alergi sering kali membuat ketidaknyamanan pada seseorang. Kondisi alergi pada umunya memerlukan obat antihistamin dalam mengatasinya. Namun perlu diperhatikan pemilihan yang tepat dalam pemberian antihistamin untuk mengatasi alergi. Berikut merupakan perbedaan penggunaan obat antihistamin generasi lama (seperti CTM/Difenhidramin) dan generasi baru (seperti Loratadin, Cetirizin, Fexofenadin) berdasarkan gejala alergi yang dialami, serta bagaimana mekanisme alergi bekerja.
Mekanisme Alergi:
Penyebab alergi bisa dikarenakan oleh
dingin, debu, serbuk bunga, masuk ke tubuh. Sel imun melepaskan senyawa
bernama Histamin. Histamin menempel pada pembuluh darah,
menyebabkannya melebar (merah, gatal) dan cairan merembes (pilek).
Untuk Bersin dan Pilek Meler (Alergi Basah):
Di hidung, Histamin juga mengaktifkan saraf yang melepaskan Asetilkolin, menstimulasi kelenjar mukus, dan menyebabkan hidung meler. Pada kondisi ini pilihan yang baik adalah CTM
(Chlorpheniramine Maleate) atau Difenhidramin. Obat-obatan
ini adalah antihistamin generasi lama yang bekerja dengan
memblokir Histamin dan juga Asetilkolin (antimuskarinik)
sekaligus, sehingga memberikan efek yang sangat baik dalam mengatasi bersin dan
pilek.
Namun tentunya Efek samping dari antihistamin
generasi lama ini lebih kuat dalam Menyebabkan kantuk dan
bekerja selama 6-8 jam, obat ini cocok diminum pada malam
hari.
Untuk Gatal, Biduran, atau Bentol (Alergi Kulit):
Pada kondisi histamin sampai ke kulit, histamin
hanya merangsang syaraf kulit dan menyebabkan gatal. Pada kondisi ini pilihan yang terbaik adalah Fexofenadin,
Loratadin, atau Cetirizin. Obat-obatan ini adalah antihistamin
generasi baru. Obat generasi baru lebih sesuai karena fokus
memblokir Histamin saja.
Efek samping: Tidak menyebabkan kantuk di
siang hari dan bekerja selama lebih dari 12 jam.
Post a Comment