Monday, December 19, 2016

Interaksi Obat Yang Dapat Menjadi Pembatas Pada Pasien HIV Dan Kanker

Tags

Interaksi Obat Yang Dapat Menjadi Pembatas Pada Pasien HIV Dan Kanker interaksi obat  farmakokinetik  farmakodinamik  interaksi obat dengan makanan  interaksi obat dengan obat  obat hipertensi  obat gagal ginjal  farmakokinetik obat  interaksi obat diabetes  interaksi obat hipertensi  distribusi obat dalam tubuh  farmakodinamik obat  reseptor obat  obat fenitoin  obat simetidin  gagal ginjal kronik pdf  obat probenesid  bronkhitis  obat teofilin  interaksi obat dengan obat lain  pengertian interaksi  interaksi obat parasetamol  contoh resep dokter  interaksi  obat simvastatin  obat anti diabetes  inkompatibilitas obat  obat kardiovaskuler  obat indeks terapi sempit  gagal ginjal pdf  mekanisme kerja digoksin  kanker anti kanker  kanker tumor  kanker rahim  kanker usus  penyakit kanker  artikel kanker  kanker wikipedia  kanker kanker  logo kanker  kanker cancer  hiv  hiv aids  virus hiv  hiv & aids  aids hiv  virus hiv aids  anti hiv  hiv is  who hiv aids  hiv aids who  info hiv  info hiv aids  hivaids  diagnosis hiv aids  data hiv aids  hiv aids is  hiv adis  program hiv aids  stop aids  aids is  aids dan hiv  prognosis hiv aids  program hiv

Apotekers.com  Menjadi pengetahuan umum bahwa terapi antiretroviral (ART) dapat memperpanjang kelansungan hidup pasien dengan HIV. Namun disisi lain kehidupan yang berkepanjangan meningkatkan resiko perkembangan penyakit ini tidak hanyak pada sindrom yang pada umunya terkait dengan penuaan, tetapi juga hal-hal kronis yang dapat ditimbulkan terkait dengan HIV.

Banyak sekali penelitian dan literatur yang telah dikhususkan untuk penyakit kardiovaskuler, neurokognitif, dan disfungsi neuroendokrin terkait dengan HIV, tetapi kanker pada pasien dengan HIV juga merupakan sebuah kekhawatiran.

Penelitian yang dipublikasikan di November 2016 dari jurnal Ahli Farmakoterapi menunjukkan bahwa pasien yang menerima perawatan multidisiplin dan agen antikanker (AC) dengan terus ART memiliki hasil yang lebih baik dan meningkatkan kelangsungan hidup dari pasien yang hanya menerima agen antikanker (AC) saja.

Seorang klinis terus diingatkan untuk membedakan antara kanker terdefinisi AIDS (ADC), seperti sarkoma Kapopsi, limfoma non-Hodgkin dan kanker servik invansif, dan kanker yang tidak terdefinisi AIDS (NADCs), seperti karsinoma hepatoseluler, kanker dubur, kanker paru-paru, kanker kolerektal, kanker pencernaan, kanker payudara dan limfoma Hodgkin.

Para peneliti mengidentifikasi hambatan terbesar dalam onkologi sebagai interaksi obat-obat antara AC dan ART. Mereka menyarankan bahwa tes farmakogenetik untuk polimorfisme pada gen CYP450 bisa membantu ahli dibidang onkologi dalam stratifikasi pasien yang paling mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan ART / AC. Sebuah hal yang komprehensif untuk mengenal interaksi obat ART-AC.

Hal Pentingnya Sebagai Berikut :

  • Semua inhibitor protease (PI) menghambat CYP3A, yang juga merupakan jalur metabolisme kira-kira 50% dari semua obat AC.
  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dapat menginduksi metabolisme yang berpotensi mengurangi khasiat obat AC. 
  • Ritonavir menghambat P-glikoprotein, yang meningkatkan paparan yang banyak pada antineoplastics. 
  • AZT harus dihindari dengan rejimen bersifat sitotoksik yang mengandung agen neutropenia.
  • DdI dan stavudine dapat memperburuk neuropati perifer terkait dengan penggunaan garam platinum, taxanes, alkaloid vinca, dan bortezomib. 
  • PI dan penargetan terbaru ACs (yaitu tyrosine kinase inhibitor) dapat menyebabkan perpanjangan QT, aritmia, dan kematian mendadak.

Kemajuan terbaru dalam pharmacogenomics menunjukkan hasil bahwa dengan berjalannya waktu dan data yang telah terkumpul banyak, perawatan secara personal yang lebih dekat untuk menjadi sebuah kenyataan. 

Para peneliti menekankan pentingnya komunikasi antara tenaga kesehatan dalam perawatan pasien langsung dan maupun secara laboratorium.

Sumber : http://www.pharmacytimes.com/resource-centers/hiv/drug-interactions-are-biggest-barrier-in-patients-with-hiv-and-cancer-



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon