Levonorgestrel (LNG) 1,5 mg Sebagai Pil Kontrasepsi Darurat

Table of Contents

Levonorgestrel (LNG) 1,5 mg Sebagai Pil Kontrasepsi Darurat (Emergency Contraceptive/EC), pil kb darurat, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, bidan, dokter spesialis obgyn, apoteker, apotek, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Mekanisme Lenorgestrel, Indikasi, Penggunaan, Efek Samping

apotekers.com Levonorgestrel (LNG) 1,5 mg sebagai Pil Kontrasepsi Darurat (Emergency Contraceptive/EC), sangat memberikan manfaat untuk kehamilan  yang tidak diinginkan. Sebagai seorang Apoteker harus memahami bagaiamana  definisi, jenis, farmakologi, efektivitas, keamanan, dan peran apoteker dalam pemberian Levonorgestrel sebagai pil kontrasepsi darurat.

Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan Upaya Pencegahan:

  • KTD adalah kehamilan yang tidak diinginkan karena berbagai alasan (belum ingin punya anak, tidak ingin tambah anak, terjadi terlalu dini, atau tidak diinginkan sama sekali).

  • Data menunjukkan persentase KTD yang signifikan di Indonesia dari berbagai sumber.

  • Faktor penyebab KTD antara lain usia ibu saat menikah, pendidikan, perilaku seks berisiko, dan kegagalan kontrasepsi.

  • Dampak KTD meliputi kesehatan reproduksi, kesehatan anak, sosial ekonomi, dan psikis.

  • Upaya pencegahan meliputi kontrasepsi darurat, menghindari perilaku seks berisiko, konsultasi medis, dan pendidikan kesehatan reproduksi.

Kontrasepsi Darurat (EC):

  • Definisi (WHO): Metode kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan metode kontrasepsi lainnya.

  • Jenis:

    • AKDR Tembaga.

    • Pil (ECP), termasuk:

      • Ulipristal Acetat (UPA).

      • Progestin (Levonorgestrel/LNG).

      • Kombinasi Estrogen & Progestin.

  • Indikasi Penggunaan EC: Korban perkosaan, senggama tanpa kontrasepsi, kesalahan penggunaan kontrasepsi (misalnya kondom bocor, salah hitung masa subur, lupa minum pil KB 3x/lebih, terlambat suntik KB).


MetodeKelebihanKekurangan / Risiko
Pil Kontrasepsi Darurat- Mudah diakses dan digunakan- Efektivitas menurun jika terlambat diminum
- Efektif jika digunakan cepat- Efek samping ringan (mual, pusing, perubahan siklus menstruasi)
- Alternatif saat kontrasepsi utama gagal- Bukan metode kontrasepsi rutin
- Tidak melindungi dari IMS
AKDR / IUD tembaga- Efektif sangat tinggi- Memerlukan pemasangan oleh tenaga medis
- Perlindungan jangka panjang jika dipasang- Risiko kram, perdarahan ringan
- Bisa dipasang sebagai kontrasepsi reguler setelahnya- Tidak cocok untuk semua wanita

Levonorgestrel (LNG) 1,5 mg:



AspekDetail
FARMAKODINAMIKA

Agonis reseptor progesterone 

Progestin kuat, androgenik lemah 

Efek anti gonadotropik 

Menekan FSH, LH dan gonad 

FARMAKOKINETIKA

ABSORBSI: BA ORAL 95% 

DISTRIBUSI: Terikat protein 98% (SHBG) 

METABOLISME: Di HATI (reduksi, hidroksilasi, konjugasi) 

Metabolit aktif 5 alpha-dihidrolenonorgestrel 

ELIMINASI: T 1/2: 24-32 jam 

EKSKRESI: URIN (20–67%). FESES (21–34%) 

  • Indikasi: EC oral lini pertama yang disetujui WHO, dikenal sebagai Morning After Pill. FDA menyetujui untuk Over The Counter (OTC). Digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan karena kegagalan kontrasepsi atau tanpa perlindungan.

  • Bukan: Pil aborsi atau untuk KB reguler.

  • Mekanisme Aksi:

    1. Menunda Ovulasi: LNG mengikat reseptor progesteron, menghambat pelepasan hormon GnRH, dan menekan lonjakan LH/FSH, mencegah pelepasan sel telur. LNG efektif jika diberikan sebelum ovulasi. Jika pembuahan sudah terjadi, LNG tidak dapat mencegahnya (tidak menggugurkan).

    2. Mengentalkan Lendir Serviks: Menyulitkan sperma mencapai sel telur.

    3. Menipiskan Dinding Rahim: Mencegah implantasi.

  • Regimen Dosis:

    • Dosis yang dianjurkan: 1,5 mg tablet oral (dosis tunggal) post coital.

    • Alternatif: 2 dosis terbagi 0,75 mg tiap 12 jam.

  • Efektivitas:

    • Efektif jika dikonsumsi dalam 72 jam post coital (efektivitas 87%). Efektivitas lebih tinggi jika < 24 jam post coital.

    • Efektivitas menurun jika > 72 jam.

  • Efektivitas Pre Coital:

    • Model menunjukkan jika LNG-EC diminum 3 jam sebelum berhubungan, efektivitas maksimum bisa berkisar 70-81%, yang lebih tinggi dari rata-rata post coital (49-67%).

    • Penggunaan pre coital mungkin lebih efektif karena dapat memengaruhi lendir serviks dan menunda/menghentikan ovulasi secara bersamaan.

Keamanan dan Efek Samping:

  • Keamanan: Aman untuk hampir semua wanita, remaja, dan ibu menyusui. Tidak menyebabkan keguguran dan tidak memengaruhi janin setelah terjadi kehamilan.

  • Menyusui: Penggunaan LNG sebagai kontrasepsi darurat selama menyusui aman tanpa perlu menghentikan menyusui. Tidak secara objektif memengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi, atau kuantitas ASI.

  • Efek Samping (umum >5%): Mual (23.1%), nyeri perut (17.6%), kelelahan (16.9%), sakit kepala (16.8%), perdarahan menstruasi lebih berat (13.8%) atau lebih ringan (12.5%), pusing (11.2%), nyeri tekan payudara (10.7%), muntah (5.6%), diare (5.0%).

  • Penting: LNG-EC tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).

  • Kontraindikasi: Riwayat alergi, hipersensitivitas, gangguan hati (Liver), kehamilan, dan interaksi dengan obat-obatan penginduksi enzim hati.

Peran Apoteker:

  • Skrining calon akseptor (memastikan memenuhi kriteria, riwayat alergi, kontrasepsi sebelumnya, kontraindikasi).

  • Edukasi dan konseling: Mekanisme aksi, dosis, ESO, waktu dan cara penggunaan, efektivitas pre dan post-coital.

  • Mengingatkan bahwa LNG-EC bukan pil aborsi dan untuk kondisi darurat. Jika frekuensi sering, beralih ke kontrasepsi reguler.

  • Merekomendasikan LNG-EC pre-coital (3 jam sebelum berhubungan) bagi yang jarang berhubungan atau sering lupa KB, dengan batasan maksimal 6 kali dalam sebulan.

  • Apotek layak menyediakan LNG-EC tanpa resep (disetujui WHO/FDA dan masuk Obat Wajib Apotek/OWA).

  • Monitoring penggunaan dan Efek Samping Obat (MESO).

Posting Komentar