apotekers.com Dalam melakukan manajerial kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian baik itu rumah sakit, pukesmas, klinik maupun di apotek sangat diperlukan suatu perencanaan yang sangat baik guna tercapainya pengadaan sedian farmasi, alat kesehatan dan juga bmhp yang tepat sesuai dengan kebutuhan fasilitas pelayanan kefarmasian.
Ada beberapa metode dalam perencanaan pengadaan sedian farmasi. alat kesehatan serta bmhp di fasilitas pelayanan kefarmasiaan, diantaranya metode konsumsi dan juga metode epididemiologi. Pada kesempatan kali ini akan di bahas bagaimana melakukan perencanaan kebutuhan obat dengan metode konsumsi.
Metode konsumsi didasarkan atas analisa data konsumsi obat pada bulan ataupun tahun sebelumnya. Langkah penghitungan rencana kebutuhan obat menurut pola konsumsi adalah sebagai berikut:
- Pengumpulan dan pengolahan data
- Analisa data untuk informasi dan evaluasi
- Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
- Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.
Pengumpulan dan pengolahan data
Jenis data yang dikumpulkan:
- Alokasi dana
- Daftar obat
- Stok Awal
- Penerimaan
- Pengeluaran
- Sisa Stok
- Obat hilang/rusak, kadaluwarsa
- Kekosongan obat
- Pemakaian rata-rata bergerak tahunan
- Leadtime
- Stok pengaman (buffer stock)
- Perkembangan pola kunjungan
Perhitungan Perkiraan Kebutuhan
Ada 9 langkah dalam memperhitungkan kebutuhan obat menurut metoda konsumsi. Berikut cara perhitungan kebutuhan tahunan :
Langkah 1. Menghitung pemakaian nyata pertahun
Pemakaian nnyata pertahun adalah jumlah obat yang dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka waktu tertentu. Data bisa didapatkan dari laporan bulanan atau dari kartu stok
Rumus: Pemakaian nyata pertahun (a) = (Stok awal+ Jumlah obat yang masuk dlm 1 tahun) – (sisa stok +jml obat hilang/rusak/daluwarsa)
Langkah 2: Menghitung pemakaian rata-rata 1 bulan
Pemakaian rata-rata perbulan (b) = pemakaian nyata: jumlah bulan
(b) = a:n
Contoh: Tablet amoksisilin tahun 2007 sampai dipakai sebanyak 10.000 tablet, hanya cukup untuk 10 bulan, Maka pemakaian rata-rata perbulan =10.000:10= 1000 tablet
Langkah 3. Menghitung kekurangan obat
Kekurangan obat adalah jumlah obat yang diperlukan saat terjadi kekosongan obat.
Kekurangan obat= (Waktu kekosongan obat) X (pemakaian rata- rata)
c = n1Xb
Contoh : Antalgin tablet: 1000 tablet hanya cukup untuk 10 bulan berati waktu kkosong adalah 2 bulan, maka jumlah kekosongan obat = 2x100=200
Langkah 4. Menghitung Kebutuhan Obat sesungguhnya(Riil)
Kebutuhan obat sesungguhnya = (Pemakaian nyata) + (Kekurangan obat)
d = a +c
Contoh : Pemakaian nyata antalgin = 1000 tablet, kekurangan obat = 200 tablet
Maka kebutuhan obat sesungguhnya = 1000+200 = 1200
Langkah 5. Menghitung Kebutuhan Obat Tahun Yang Akan datang
Kebutuhan Obat tahun yang akan datang adalah ramalan kebutuhan obat yang sudah mempertimbangkan peningkatan jumlah pelanggan yang akan dilayani. Data ini bisa diperoleh dari data peningkatan jumlah penduduk atau trend kunjungan beberapa tahun.
Misalnya trend peningkatan kunjungan pertahun diperkirankan 15%, maka untuk tahun yang akan datang kebutuhan obat adalah kebutuhan riil + 15%
e = d +d15%
Langkah 6. Menghitung Kebutuhan Leadtime
Leadtime adalah waktu yang dibutuhkan sejak rencana diajukan sampai dengan obat diterima
Kebutuhan obat waktu tunggu = Pemakaian rata-rata perbulan x waktu tunggu (bulan)
(f) = bXn2
Langkah 7. Menentukan Stok Pengaman (Buffer stock)
Adalah jumlah obat yang diperlukan untuk menghindari terjadinya kekosongan obat.
Nilai stok pengaman (g) didapat dari pengalaman dan dari laporan dinamika logistik
Cara Menentukan Buffer Stock: Berdasarkan Lead Time
Waktu Tunggu ( Bulan )
|
Buffer Stock ( Minggu Pemakaian )
|
1
|
2
|
2
|
4
|
3
|
5
|
4
|
6
|
6
|
8
|
8
|
9
|
12
|
12
|
CARA PENENTUAN BUFFER STOCK: BERDASARKAN SISTEM VEN
Obat golongan V, Buffer stocknya 20% stok kerja
Obat golongan E, buffer stocknya 10 % stok Kerja
Obat golongan N, Buffer stocknya 0-5% stok kerja
Langkah 8: Menghitung jumlah obat yang akan diprogramkan ditahun yang akan datang
H = e+f+g
Langkah 9. Menghitung jumlah obat yang akan dianggarkan
i = Kebutuhan obat yang diprogramkan – sisa stok
Sumber : Khairil Armal
Post a Comment