Sumber, Identifikasi, Penetapan Kadar Dan Terapi Keracunan Timbal
Table of Contents
Monongrafi timbal
Timbal atau timah disimbolkan dengan Pb dengan nama ilmiah Plumbum termasuk logam-logam golongan IV A. Pada sistem periodik unsur kimia logam timbal mempunyai sifat yang lebih lunak sehingga mudah dibentuk, warna abu-abu kebiruan, memiliki titik lebur yang rendah.(Vogel, 1990)Sumber timbal dalam lingkungan
Timbal dan persenyawaannya dalam lingkungan dapat berasal secara alamiah maupun sebagai dampak kegiatan manusia.1. Sumber alamiah persenyawaan timbal jarang ditemui dalam keadaan murni tetapi sering ditemui dalam bentuk Galena (PbS), Anglesit (PbSO4) dan Cerusit (PbCO3) dalam jumlah yang relatif kecil.
2. Dampak kegiatan manusia
a. Timbal pada air dan makanan
Timbal yang terdapat pada daerah perairan merupakan dampak dari kegiatan manusia yang beraneka ragam, antara lain ditemukannya Timbal pada air limbah yang berasal dari pertambangan timbal, industri batrai. Selain itu juga ditemukan pada air minum, hal ini disebabkan karena pipa air juga dilapisi logam Timbal. Selain itu timbal juga ditemukan pada makanan dalam kemasan kaleng. Terkontaminasinya makanan kaleng dari logam timbal kemungkinan berasal dari bahan kaleng itu sendiri maupun dari solder kaleng.
b. Timbal di udara
Senyawa timbal yang ditemukan di udara berasal dari asap pabrik yang mengolah senyawa timbal, gas buangan kendaraan bermotor merupakan sumber terbesar senyawa timbal di udara. Selain itu juga berasal dari proses pembakaran batu bara dan peleburan biji timbal.
Identifikasi timbal
a. Dengan asam sulfat terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam klorida atau asam nitrat, tetapi larut dalam natrium hidroksida dan dalam ammonium asetat. (Farmakope Indonesia ed IV, 1995)b. Dengan kalium kromat terbentuk endapan kuning yang tidak larut dalam asam asetat, Tetapi larut dalam natrium hidroksida. ( Farmakope Indonesia ed IV, 1995)
Penetapan kadar timbal.
a. Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri adalah suatu metoda analisa volumetri yang didasarkan atas reaksi pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit sekali terdisosiasi. Reaksi pembentuk kompleks ini ion logam disebut atom pusat dan gugus yang terikat pada atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam.
Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan ligan sering bersifat kovalen, pada reaksi ini ion logam yang di titrasi bertindak sebagai atom pusat sedangkan zat pentiter atau zat pengompleks sebagai ligan pembentukan kompleks khelat yang banyak digunakan adalah natrium etilendiamin tetra asetat (Na2 EDTA). EDTA adalah suatu ligan yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam tanpa pematahan sempurna komplek logam. Pada penetapan timbal Na2EDTA dapat membentuk komplek yang stabil dengan timbal sehingga titrasi kompleksometri ini, kadar timbal dapat ditentukan, dan untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan indikator logam yaitu mureksid.
b. Metoda gravimetri.
Penetapan kadar pada analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur yang akan ditetapkan menjadi sebuah persenyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. Lalu bobot unsur tersebut dengan mudah dapat dihitung.
Gravimetri atau analisis bobot merupakan suatu metoda kuantitatif, dimana senyawa yang hendak ditentukan dilarutkan, kemudian diendapkan menjadi endapan yang sukar larut. Dari endapan ini konsentrasi zat yang hendak di tetapkan dapat dihitung secara stoikiometri.
Aspek farmakologi timbal.
Absorbsi Pb terutama melalui saluran cerna dan saluran nafas, absorbsi melalui usus pada orang dewasa kira-kira 10%, pada anak-anak kira-kira 40%. Pb dan kalsium berkompetisi dalam transpor lewat mukosa usus, karena ada suatu hubungan timbal balik antara kadar kalsium makanan dan absorbsi Pb.Kekurangan zat besi dapat meningkatkan absorbsi Pb melalui saluran cerna. Absorbsi Pb melalui saluran cerna berbeda-beda tergantung dari bentuk uap atau partikel, dan kadar Pb kira-kira 90% partikel Pb di udara yang diabsorbsi melalui saluran nafas, Pb mula-mula terdistribusi kedalam tulang 95%, gigi dan rambut, sejumlah kecil Pb ditimbun dalam otak sebagian besar dari jumlah tersebut berada di substansia grisea dan ganglia basal, hampir semua Pb terikat dengan eritrosit dalam sirkulasi. Bila kadar Pb relatif tinggi dalam sirkulasi maka akan ditemukan pada plasma.
Toksisitas timbal pada manusia
Keracunan timbal dapat terjadi pada beberapa organ tubuh yang disebabkan masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam tubuh. Proses masuknya senyawa timbal kedalam tubuh dapat melalui penetrasi pada lapisan kulit. Toksisitas timbal tergantung pada daya larut dan ukuran partikel, partikel yang berukuran kecil dapat terhirup dari udara masuk ke paru-paru dan terus kedalam aliran darah, kemudian diedarkan keseluruh jaringan dan organ tubuh. Efek racun timbal ini terjadi setelah adanya penumpukan pada jaringan tubuh dimana jumlahnya melebihi batas yang telah ditentukan.Keracunan akut yang ditimbulkan timbal ditandai dengan adanya mual, muntah, diare, atau konstipasi, kolik usus, suhu tubuh yang rendah dan penurunan tekanan darah. Disamping itu terjadi pula kerusakan yang parah dihati dan ginjal. Keracunan timbal kronis secara perlahan akan menimbulkan gangguan pada komponen darah dan sum-sum tulang, sistem syaraf, otot polos, ginjal serta kulit, pada anak-anak dapat menunjukkan penurunan IQ dan gangguan penglihatan.
Post a Comment