Tanaman Herbal Sebagai Bahan Baku Obat
Table of Contents
Apotekers.com Kebanyakan bahan-bahan baku yang terdapat di Industri Farmasi Nasional didapatkan dari Impor dari berbagai negara didunia ini. Kebutuhan akan dapat memproduksi bahan baku obat sendiri di Indonesia masih kalah saing dengan negara-negara yang telah maju dalam industri farmasi seperti Tiongkok dan India.
Secara keseluruhan Indonesia hanya mampu memenuhi 0,3 persen dalam memproduksi bahan baku obat. Sebuah hal yang sangat kecil tentunya, dan jauh dibandingkan India apalgi Tiongkok yang gencar-gencarnya menanam invstasi dan mengekspor bahan baku obat keseluruh penjuru di dunia ini jelas ketua umum Pharma Material Management Club (PMCC) Kendrariadi Suhanda dalam sesi tanya jawab dengan media di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan Jakarta.
Ujar Kendrariadi industri farmasi tidak akan untung jika bahan baku obat produksi dalam negeri hanya memenuhi kebutuhan Jaminan Kesehatan Nasional saja. Itu berarti industri farmasi hanya terfokus hanya pada kebutuhan dalam negeri saja. Dan seharusnya kita mampu untuk melakukan perubahan dalam memproduksi bahan baku obat.
Dalam menangani masalah tersebut industri farmasi nasional Indonesia melirik produksi dalam negeri dengan tanaman herbal sehingga nantinya dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat. Dapat disadari bahwa dengan kita mampu memproduksi dan memenuhi bahan baku obat secara mandiri akan dapat meningkatkan produksi obat dan perekonomian negara ini.
Sangat disadari bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang subur akan tanaman herbal yang sangat berkahsiat, diharapkan kekuatan Indonesia dalam tanaman herbal dapat digunakan sebagai bahan baku obat dimasa yang akan datang.
Wakil ketua umum PMCC dan Ketua Litbang Perdagangan dan Industri Bahan Baku GP Farmasi Indonesia Vincent Haryanto menjelaskan bahwa dalam hal bahan baku obat-obatan Indonesia kaya akan tanaman herbal. Namun yang menjadi pertanyaan bahwa apakah tanaman herbal dapat digunakan sebagai obat klinik medis.
Hal ini diharakan bahwa kita punya 30 ribu tanaman herbal, 9 ribu sampai dengan 10 ribunya cocok dijadikan bahan obat tapi yang baru dilakukan penelitian tentang khasiatnya baru sekitar 100-200 ribu tanaman herbal. Hal ini harusnya selalu di dukung oleh pemerintah bagi peneliti-peneliti farmasi di Indonesia dalam menjalankan setiap hasil ditelitinya. Karena biaya yang dibutuhkan dalam setiap penelitiannya tidaklah murah. Karena itu kita harus belajar dari negara seperti India yang memperhatikan betul para peneliti dan penemu untuk mengembangkan pengetahuan dibidang obat-obatan.
Tentunya tanaman herbal menjadi sebuah pertimbangan khusus dalam mengatasi solusi yang dialami Indonesia terhadap bahan baku obat supaya tidak bergantung lagi pada bahan baku obat impor dari berbagai negara didunia ini.
Sumber : health.liputan6
Post a Comment