Updates Informasi Antibiotik Terkini Antibiotik Bedah
Table of Contents
Apotekers.com Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya Updates Informasi Antibiotik Terkni Antibiotika Non Bedah dan pada artikel ini akan membahas bagaimana pembaruan informasi terkini mengenai antibiotik bedah. Bagaimana nanti akan dibahas secara mendalam agar menambah pengetahuan tentunya.
Antibiotika Bedah
1. Antibiotik Profilaksis Bedah
Merupakan pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi.
Dasar pemeilihan antibiotik untuk tujuan profilaksis :
- Seseuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus bersangkutan.
- Spektrum sempit untuk mengurangi resiko resistensi bakteri
- Toksisitas rendah
- Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian.
Waktu pemberian antibiotika profilaksis
- Diberikan kurang dari 30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi . Rute secara iv/ antibiotik iv drip.
- Dosis pemberian pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
2. Antibiotika Kombinasi
Merupakan pemberian antibiotik lebih dari satu jenis antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah :
- Meningkatkan aktifitas antibiotik infeksi spesifik (efek sinergis)
- Memperlambat dan mengurangi resiko timbulnya bakteri resisten
Indikasi penggunaan antibiotik kombinasi adalah :
- Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (poli bakteri)
- Abses intraabdominal, hepatik, otak dan saluran genital (infeksi campuran aerob dan anerob)
- Terapi emperis pada infeksi berat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada antibiotik kombinasi :
- Kombinasi antibiotik yang bekerja pada target yang berbeda dapat meningkatkan atau menganggu keseluruhan aktivitas antibiotik.
- Suatu kombinasi antibiotik dapat memiliki toksisitas yang bersifat aditif atau super aditif. Contohnya : Vankomisin secara tunggal memiliki efek neftotoksik minimal, tetapi pemberian bersama aminoglikosida dapat meningkatkan toksisitasnya.
- Diperlukan pengetahuan jenis infeksi, data mikrobiologi dan antibiotik untuk mendapatkan kombinasi rasional dengan hasil efektif.
- Hindari penggunaan kombinasi antibiotik untuk terapi empiris jangka panjang
- Biaya pengobatan pasien.
No
|
Gologan
Antibiotik
|
Sediaan
|
Aplikasi Pada Kasus Penyakit Meningitis
|
Beta lactam/ Cepalosporin Kombinasi
|
|||
1
|
Ampisillin +Cefotaxim
|
Injeksi
|
Maningitis usia 0-4 minggu
|
2
|
Ampisillin + cetotax +Vantomisin
|
Injeksi
|
Maningitis usia 1-3 Bulan
|
3
|
Cetriaxon/Cefotax+ Vancomycin
|
Injeksi
|
Maningitis usia 3 bulan-50 tahun
|
4
|
Ampisillin+Cetriaxon/Cefotaxim+
Vancomycin
|
Injeksi
|
Maningitis usia > 50 tahun
|
5
|
Ampisillin+Ceftazidime+ Vancomycin
|
Injeksi
|
Maningitis usia dengan penurunan imun
|
6
|
Vancomycin+Ceftazidim
|
Injeksi
|
Operasi Saraf dan Kelapa Leher
|
Pilihan Antibiotik pada kuman Streptocci
No
|
Kuman
(alpha-hemolytic-streptococci)
|
Penyakit
|
Sensitivitas
Antibiotik
|
1.
|
Streptococci
anginosus group contains S.intermedius, anginosus adan constelatus
|
Penyebab Abses
|
Sensitif penisilin
|
2.
|
S. Bocis
containse (S. gallolyticus subspecies gallolyticus
|
Kanker kolon
|
Sensitif penisillin
|
3.
|
S. mitis
group( contains S. mitis, aratis, gardonil, and sanguinous
|
Pasien demam neutropenia, endocarditis
|
Resisten Penisilin
|
4.
|
S. Mutans
group
|
Penyebab sakit Gigi
|
Umumnya sensitif penisilin Sensitif golongan penisilin dan tidak
sensitif clindamisin
|
5.
|
S. pyagenes
(Group A)
|
Pharingitis, skin dan soft
tissu
|
Clindamisin resisten 1,5-2% Makrolida resisten 4-7 %
|
6.
|
S.
Agalactiae (Group B)
|
Infeksi neonatus, infeksi saluran genital, kulit, jaringan
lunak
|
Clindamisin resisten 16-26 %, Makrolida resisten 7-32%
|
7.
|
Sterptococcus
pneumaniae
|
Otitis media, sinusitis, pneumonia, nasoparink
|
Penisilin dan seftriakson sensitif *Penambahan vankomisin +
seftriakson tidak diindikasikan terapi empirik non infeksi SSP
|
Multi-Drug Resisten Gram Negative
- MDR gram negatif didepenisikan adalah organisme yang masif sensitif tidak lebih dari satu antibiotik golongan carbapenem, aminoglikosida, fluroquinolon, penisilin dan cefalosporin.
- Sensitifitas terhadap sulfonamida, tetrasiklin, polimiksin dan sulbaktam tidak masuk dalam kelompok MDR Gram Negative.
Terapi MDR Gram Negaive
MDR Pseudomas aeruginosa
|
MDR Acinetobacter
baumannil/ calcoaceticus complex
|
|
Antipseudomonoas beta lactam +
aminoglikosida bila sinergi
|
Betalaktam + aminoglikosida atau
ampisilin/sublaktam+aminoglikosida
|
Dosis antibiotik untuk MDR dan Carbapenemase-producing Infection-Normal renal dan Fungsi Hepatik
- Meropenem : 2g IV Q8H, Infus lebih tiga jam
- Capefime : 2g IV Q8H, Infus lebih tiga jam
- Ceftazidime : 2g IV bolus loading dose lebih 30 menit dari 6g IV sebagai kelanjutan infus lebih 24 jam
- Piperacilin/tazobactam : 3,375g iv bolus loading dose lebih 30 menit dari kelanjutan infus 3,375g IV Q4H infus lebih 4 jam
- Ampicillin/sulbactam : 3g IV Q4H (untuk MDR A. Baumanni only)
Konsensus SIS (Surgical Infection Society)
Konsensus SIS pada kasus infeksi intra abdomen:
- Tidak memberikan cephalosporin generasi 1, ampisilin, eritromisin, dan vankomisin (tidak aerob/anaerob)
- Metrodinazol, clindamisin tidak diberikan tunggal karena kurang aktifitas terhadap aerob.
- Aminoglikosida, azteronam, cefuroxim, cefonicid, cefamandole, ceforanide, cefotetan, cefotaxime, cefoperazon, ceftriaxon, ceftazidime, sebaiknya tidak diberikan tunggal karena cakupanya kurang terhadap gram negativ anaerob.
- Antibiotik yang dapat diterima adalah Cefoxitin, cefotetan, cefmetazole, ticarcillin/ clavulanic acid.
- Untuk infeksi didapat di RS : Imipenem- cilastatin, metronidazol/clindamisin + aminoglikosida/sepalosporin genrasi 3.
3. Antibiotik Pada Kasus Pilihan
- PICU/NICU
- Demam Tipoid
1. PICU/NICU di Salah Satu Rumah Sakit
No
|
Kuman
|
Antibiotik Resisten (%)
|
1
|
Pseudomonas sp (21,81%)
|
Ampisilin sulbaktam (75%), ampisillin
(100%), Seftriakson(25%), Sefiksim (50%), Gentamisin(66,6%),
Kloramfenikol(16,67%), Kotrimoksazol(25%)
|
Klebsiella sp
|
Ampisilin sulbaktam(83,3%),
Sefepim(41,66%), meropenem(25%), Ampisilin(100%),Seftriakson(66,67%),Amikasin
(8,3%)Gentamisin(58,33%), Klorampenikol(16,67%), Siprofloksasin (33,33%) dan
Kontrimoksazol(33,33%)
|
|
2
|
Jenis Bakteri
|
Gram positif 16,36%, Gram negatif 83,63%
|
2. Pedoman Pengendalian Demam Tipoid
Kemenkes: 364/Menkes/SK/V/2006
Antibiotika
|
Dosis
|
Kelebihan dan Kekurangan
|
Kloramfenicol
|
Dewasa: 4x500 mg (2g) selama 14 hari
Anak : 50-100 mg/kgBB/hari max 2g selama 10-14 hari |
-Murah
- Pemberian Peroral/IV -Tidak diberikan bila leukosit < 2000/mm3 |
Seftriakson
|
Dewasa : 2-4g/hari, selama 3-5 hari
Anak-anak : 80 mg/kgBB/hari Selama 5 hari |
-Cepat menurunkan suhu demam
- Aman untuk anak -Pemberian IV |
Ampisilin& Amoxilin
|
Dewasa : 3-4 g perhari selama 14 hari
Anak-anak : 100mg/kg/BB/hari selama 10 hari |
-Aman untuk hamil
-Tidak Mahal
- Pemberian peroral/iv
|
Quinolon
|
-Siprofloksasin 2x500 mg/hari selama 7
hari
-Ofloksasin 2x(200-400mg)/hari Selama 7 hari -Fleroksasin (1x400mg)/hari selama 7 hari |
-Efektifitas mencegah relaps&karier
-Pemberian peroral - Anak-anak tidak dianjurkan karena ESO pada pertumbuhan tulang |
Thiamfenikol
|
Dewasa : 4x500 mg
Anak-anak: 50mg/kgBB/hari selama 5-7 hari |
-Dapat diberikan untuk anak dan dewasa
-Dilaporkan cukup sensitif pada beberapa daerah |
TMP-SMX-Kotrimoxsazol
|
Dewasa: 2x(160-800mg) selama 14 hari
Anak-anak: TMP-6-10mg/kgBB/hari SMX 30-50 mg/kgBB/hari
Selama 10 hari
|
-Tidak mahal
-Pemberian peroral |
Post a Comment