Diagnosa Gangguan Fungsi Ginjal Akut
Table of Contents
Diagnosa
Untuk menetapkan diagnosa dapat dilakukan beberapa tindakan diantarnya adalah mengetahui tentang riwayat penyakit. Penampakan fisik seperti pH, kimia darah dan urine mutlak diperlukan, demikian juga dengan eksresi Na, kemampuan pemkatan urine, protein dalam darah dan urine. Ekresi protein normal dalam urin sehari biasanya kurang dari 150 mg/ hari dan jika lebih besar dari 3 gram/ hari diduga ada gangguan pada glomerolus. Pada skema tersebut diperlihatkan analisis gangguan fungsi ginjal akut.
Dibawah ini merupakan analisis gangguan fungsi ginjal, diantaranya adalah
Data Laboratorium
Data laboratorium dapat digunakan untuk menghitung sejauh mana kondisi fungsi ginjal, antara lain :
1. Menentukan GFR atau klearans inulin diukur dengan test bersihan inulin
GFR = Urine x V pada pria dewasa lebih kurang 120 ml/menit/1,73 m2
pada wanita dewasa 10-15 % lebih rendah dibandingkan pria.
2. Test klearens kreatinin
Untuk menghitung klearens kreatinin secara kasar dapat digunakan rumus Cockroff dan Gault.
Klearens kreatinin = (140-umur) x berat badan / 72 x kadar serum kreatinin
Fase gangguan fungsi ginjal akut dapat dibagi atas 4 bagian antara lain
1. Fase inisiasi/ injuryPernurunan hemodinamik, ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
2. Fase pemeliharaan
Beberapa hari sampai satu minggu, berkaitan dengan oliguria, pengobatan difokuskan terhadap upaya meminimalkan cairan dan menjaga keseimbangan elektrolit sampai fungsi kembali.
3. Fase diuresis
Dimulai sebelum penurunan kreatinin serum dan urea nitrogen terukur diakibatkan berfungsinya kembali filtrasi glomerolus, perlu diberikan volume elektrolit yang adekuat
4. Fase penyembuhan
Patofsiologi, Farmakologi, Farmakoterapi
Post a Comment