Friday, January 13, 2017

Identifikasi Isolasi Minyak Atsiri

Identifikasi Isolasi Minyak Atsiri  Apa itu minyak atsiri minyak atsiri adalah minyak atsiri  kegunaan minyak atsiri identifikasi minyak atsiri penetapan kadar minyak atsiri isolasi minyak atsiri harga minyak nilam  peluang usaha  minyak cengkeh  bbm  minyak bulus  minyak lintah  harga minyak atsiri  harga minyak goreng  minyak kemiri  minyak sereh  minyak goreng  jual minyak atsiri  jual minyak nilam  minyak ikan  minyak zaitun  aromaterapi  harga minyak nilam terbaru  minyak kelapa murni  harga minyak cengkeh  minyak wangi  pemasaran minyak nilam  tanaman nilam  bisnis minyak atsiri  jual minyak sereh  jual minyak cengkeh  minyak nilam  harga minyak sereh  bisnis nilam  minyak esensial  budidaya nilam

Apotekers.com Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman.Minyak ini minyak esensial.Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar , minyak atsiri umunya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap).Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap.


a. Identifikasi Minyak Atsiri(Depkes, 1979a)

Ada beberapa cara untuk identifikasi minyak atsiri, yaitu :
  Teteskan 1 tetes minyak diatas air, maka permukaan air tidak keruh.
  Pada sepotong kertas, teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan uap maka tidak terjadi noda transparan.
Kocok sejumlah minyak dengan larutan natrium klorida P jenuh dengan volume yang sama dan biarkan memisah, maka volume air tidak boleh bertambah.


b. Penetapan Kadar Minyak Atsiri (Depkes, 1979b; Depkes, 1995b)

Penetapan kadar minyak atsiri ada 2 cara :
      Cara I
Campur bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret dengan air hingga penuh, panaskan dengan penangas udara, sehingga penyulingan berlangsung dengan lambat tetapi teratur. Setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.
      Cara II
Dilakukan menurut cara yang tertera pada Cara I. Sebelum buret diisi penuh dengan air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 mL Xilena P yang diukur dengan saksama. Volume minyak atsiri dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume Xilena.


c. Isolasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ dalam tanaman, seperti terdapat dalam rambut kelenjer, dalam sel-sel parenkim, dalam saluran minyak yang disebut vittae, didalam rongga-rongga skizogen dan lisigen, terkandung dalam semua jaringan, terkandung pada kulit batang, terdapat pada perikarp buah, dan terdapat pada rambut kelenjer batang dan daun serta terdapat juga pada dalam kulit buah dan dalam helai daun.

Secara konvensional ada beberapa metode yang biasa diterapkan untuk memperoleh minyak atsiri dari tumbuhan asalnya. Metode konvensional tersebut adalah penyulingan, ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, pengikatan dengan lemak padat, dan lain sebagainya. Sedangkan secara modern berupa penyulingan molekular, penyulingan uap-ekstraksi pelarut berkelanjutan, ekstraksi superkritik, dan penyerapan dengan resin berongga besar. Simplisia yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara :
1. Destilasi uap (Depkes, 1987)
Sejumlah serbuk simplisia yang setara dengan 0,1 mL sampai 0,3 mL (10 gr - 50 gr) minyak atsiri disuling dengan diatur kecepatan destilat tidak lebih dari 3 mL per menit. Penyulingan dilakukan antara 1 jam dan 4 jam. Untuk mengetahui minyak atsiri telah tersuling sempurna tambahkan 1 ml xilena P kedalam labu.

2. Destilasi uap mikro (Depkes, 1987)
Serbuk simplisia sebanyak 1gr dan 10 mL air dimasukkan dalam labu erlenmeyer  50 mL. Pipa U panjang 10 cm - 15 cm garis tengah 5 mm ditempatkan diantara labu destilasi dan labu destilat. Isi labu dipanaskan sampai mendidih dan suling melalui pipa U. Penyulingan dilakukan perlahan-lahan sampai diperoleh lebih kurang 1 mL destilat. Destilat disari dengan dikocok dengan 1 mL pentana P. Sari pentana dipisahkan dengan pipet, sari sebanyak 20 - 100µl digunakan untuk pemeriksaan KLT.

3. Penyarian dengan diklorometana P (Depkes, 1987)
Serbuk simplisia sebanyak 1 gr disari dengan 10 mL diklorometana P, dengan cara dikocok selama 15 menit. Suspensi disaring dengan filtratnya diuapkan sampai kering. Sisa dilarutkan dalam 1 mL toluen P. Sejumlah 50 -100 µl digunakan untuk pemeriksaan KLT.

4. Penyarian dengan metanol P (Depkes, 1987)
Serbuk simplisia sebanyak 1 gr disari dengan 5 mL metanol P, dengan dikocok selama 5 menit pada suhu 60 ºC. Sejumlah 10 µl filtrat digunakan untuk pemeriksaan KLT.

5. Pengepresan (Ketaren, 1985; Guenther, 1987)
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan untuk bahan dari tanaman yang termasuk jenis Citrus, karena minyak dari tanaman tersebut akan mengalami kerusakan dengan cara penyulingan. Akibat pengepresan, sel-sel mengandung minyak pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan.

6. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap (Ketaren, 1985; Guenther, 1987)
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah yang disebut ekstraktor. Pelarut organik yang mudah menguap dipompakan kedalam ekstraktor. Sebagai pelarut digunakan petroleum eter, karbotetra klorida, kloroform, dan pelarut lainnya yang bertitik didih rendah. Metode ini biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstraksi minyak dari bunga.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon