Tuesday, December 13, 2016

Sediaan Tablet

Sediaan Tablet Tablet  Tablet adalah tablet merupakan sediaan tablet  pengertian tablet  bentuk sediaan obat  evaluasi tablet  sediaan obat  macam macam tablet  obat tablet  tablet salut gula  tablet bukal  contoh obat tablet  disolusi obat  pengertian obat tablet  pengertian tablet obat  sediaan steril  tablet hisap  macam macam obat tablet  macam macam sediaan tablet  makalah tablet  contoh tablet bukal  sediaan kapsul  preformulasi tablet  contoh tablet hipodermik  evaluasi granul  bentuk obat tablet  hisap  sediaan sirup  waktu hancur tablet  uji kekerasan tablet  tablet kempa  tablet obat

Apotekers.com Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet.


Penggolongan Tablet

Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet :
1. Tablet cetak, dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung pada ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
2. Tablet kempa, dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau  granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.
3. Tablet triturate, merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
4. Tablet hipodermik, adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
5. Tablet sublingual, digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.
6.Tablet bukal, digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
7. Tablet effervescent, dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran asam dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida.
8. Tablet kunyah, dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut. Dibuat dengan cara dikempa, pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan pengisi, serta mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.

Keuntungan dan Kerugian

Dengan mempertimbangkan berbagai perbandingan antara tablet dan sediaan lain, berikut ini beberapa keuntungan sediaan tablet :
1. Tablet adalah suatu bentuk sediaan unit dosis dan memberikan kemampuan terbesar diantara semua bentuk sediaan oral, presisi zat aktif yang tepat, dan variabilitas kandungan zat aktif yang paling kecil.
2. Harga pada umumnya relative cukup murah dibandingkan dengan semua bentuk sediaan oral lainnya.
3. Bentuk sediaan yang paling ringan dan paling kompak dari pada semua bentuk sediaan oral.
4. Pada umumnya, pengemasan dan pengiriman sediaan tablet mudah dan murah.
5. Mudah ditelan dengan sedikit kecenderungan tersangkut diatas lambung.
6. Dapat diformulasikan untuk memberi kemungkinan pelepasan zat aktif tertentu, seperti sediaan enteric atau pelepasan diperlambat.
7. Sediaan tablet lebih cocok untuk produksi skala besar daripada bentuk unit oral lainnya.
8. Memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan mikrobiologi yang terbaik di antara semua bentuk sediaan oral.
9. Memberikan keuntungan bagi instalasi farmasi Rumah sakit atau apotek karena persyaratan ruangan penyimpanan yang minimal.

Selain keuntungan, sediaan tablet memiliki kerugian antara lain :
1. Beberapa zat aktif menahan atau menolak pengempaan menjadi kompak padat karena sifat amorf atau karakter berbentuk jonjot (seperti kapas) yang kepadatannya rendah.
2. Zat aktif dengan pembasahan yang buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat dosis yang besar, atau kombinasi sifat-sifat tersebut, akan sulit atau tidak mungkin diformulasi sebagai sediaan tablet.
3. Tidak dapat menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak disenangi.
4. Tidak dapat digunakan pada pasien yang dalam kondisi tidak sadar.

Persyaratan Tablet
Menurut Farmakope Indonesia edisi III dan IV, sediaan tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Keseragaman ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet.
2. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan.
3. Waktu hancur
NB: Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut, dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
4. Kekerasan tablet
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat yang digunakan hardness tester.
5. Keregasan tablet (friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet akan dilapis (coating). Alat yang digunakan friability tester.

Cara Pembuatan Tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu, harus diubah menjadi granul-granul, yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul disebut granulasi.

Tujuan granulasi adalah sebagai berikut :
1. Supaya sifat alirnya baik.
2. Ruang udara dalam bentuk granul lebih kecil dibandingkan bentuk serbuk, sehingga tablet tidak mudah pecah.
3. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari matriks (die).

Metoda pembuatan sediaan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu :
a. Granulasi basah, dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40°-50° C.

b. Granulasi kering/slugging/precompression, dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelican menjadi masa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug), dan kemudian dicetak sesuai tablet yang diinginkan.

c. Cetak atau kempa langsung, dilakukan jika jumlah zat berkhasiat cukup untuk dicetak, zat berkhasiatnya mempunyai sifat alir yang baik . Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering, sukrosa yang dapat dikempa dan beberapa pati termodifikasi.

Eksipien Sediaan Farmasi

Eksipien adalah zat yang digunakan sebagai bahan tambahan/pendukung dalam suatu formula sediaan, bersifat inert dan tidak mempunyai efek farmakologi. Sifat eksipien yang diperlukan adalah stabil secara fisik dan kimia, bebas mikroorganisme pathogen, dapat mendukung bioavailabilitas, tersedia dalam perdagangan dan harga terjangkau sehingga tidak menyebabkan harga obat menjadi semakin mahal.

Eksipien pada Sediaan Tablet

Beberapa eksipien yang digunakan pada sediaan tablet antara lain :
a. Bahan pengisi, berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahan jika zat aktifnya sedikit atau sulit untuk dikempa. Misalnya laktosa, pati, mikrokristalin selulosa.
b. Bahan pengikat, merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan. Misalnya gelatin, mucilage gom arab.
c. Bahan penghancur (disintegrant), berfungsi untuk memfasilitasi hancurnya tablet ketika terjadi kontak dengan cairan saluran cerna. Disintegrant bekerja dengan menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil. Misalnya Avicel (mikrokristalin selulosa).
d. Bahan pelincir (lubrikan), berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah masa tablet mekat pada cetakan. Misalnya garam-garam stearat, asam stearat dan talkum.
e. Bahan pelicin (glidant), bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Misalnya talkum, magnesium stearat, aerosil, pati, amilum.
f. Adsorben, adalah bahan yang mempunyai sifat mengabsorpsi lembab dari bahan yang terdapat di dalam formula sehingga memudahkan dalam proses pencetakan tablet. Tujuan penggunaan adsorben yaitu melindungi bahan obat dari pengaruh lembab, mendistribusikan bahan obat, membatasi/menghalangi kemampuan bahan yang bersifat higroskopis untuk mengikat/menarik air. Misalnya silicon dioksida (aerosil), bentonit, kaolin, Mg silikat, dll.

Sumber : Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis (Charles)

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon