Wednesday, November 30, 2016

Usus Buntu Defenisi Klasifikasi Patofisiologi Manifestasi Klinis

Tags

Usus Buntu Defenisi Klasifikasi Patofisiologi Manifestasi Klinis gejala usus buntu  radang usus  obat usus buntu  radang usus buntu  tanda tanda usus buntu  operasi usus buntu  obat radang usus  gejala radang usus  obat tradisional usus buntu  sakit usus  gejala sakit usus buntu  obat herbal usus buntu  sakit usus buntu  cara mengobati usus buntu  pengobatan usus buntu  tanda usus buntu  gejala awal usus buntu  gejala radang usus buntu  obat usus buntu tanpa operasi  gejala infeksi usus  game bedah usus buntu  obat gejala usus buntu  penyakit usus buntu  usus buntu pecah  tanda tanda sakit usus buntu  pasca operasi usus buntu  gejala radang usus besar  gejala gejala usus buntu  gejala usus buntu pada anak  obat alami usus buntu

Apotekers.com Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10-30 tahun. Apendisitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Mansjoer, 2000).

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Klasifikasi apendisitis

Klasifikasi  Apendisitis terbagi menjadi dua yaitu,  apendisitis akut dan apendisitis kronik
1. Apendisitis  akut (mendadak)
Sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak, diserta maupun tidak disertai rangsang peritonieum lokal. Gajala apendisitis akut talah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar Umbilikus .

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah Ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat.

2. Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik . Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks , adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa , dan adanya Sel inflamasi kronik.

 Insiden apendisitis kronik antara 1-5%. Gejala apendisitis kronis  sedikit mirip dengan sakit asam lambung dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut.

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak apendiks itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung apendiks menyentuh saluran kemih, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi apendiks ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik.

Etiologi Apendisitis

Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyumbatan lumen apendiks disebabkan oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya,cacing usus atau neoplasma. penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolityca.

Penyebab sumbatan 60% adalah hyperplasia kelenjar getah bening,35% disebabkan karena fekalith, 4% oleh benda asing (termasuk cacing), dan 1% oleh striktur lumen yang bisa disebabkan karsinoma. 

Patofisiologi apendisitis

Pada dasarnya appendicitis akut adalah suatu proses penyumbatan yang mengakibatkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. 

Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.

Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut. 

Setelah mukosa terkena, kemudian serosa juga terinvasi sehingga akan merangsang peritoneum parietale, maka timbul nyeri somatic yang khas yaitu di sisi kanan bawah. Titik Mc Burney terletak pada 1/3 lateral garis yang menghubungkan SIAS dan umbilicus.

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.    
 
Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks sehingga melokalisasi daerah infalmasi, yaitu dengan mengelompok dan memebentuk suatu infiltrate apendiks dan disebut proses walling off. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. 

Pada orang tua kemungkinan terjadi perforasi lebih besar karena daya tahan tubuh sudah lemah dan telah ada gangguan pembuluh darah. Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. 

Manifestasi Klinik 

Gambaran klinis appendicitis akut : 
1. Tanda awal
Nyeri mulai di epigastrium atau region umbilicus disertai mual dan anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5o C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.

2. Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney
  • nyeri tekan
  • nyeri lepas
  • defans muskuler
3. Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung
  • nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign)
  • nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s Sign)
  • nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak , seperti nafas dalam, berjalan, batauk atau mengedan.
Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak biasanya tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. Dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak menjadi lemah dan letargi. Karena gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Pada bayi, 80-90% apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.

Pada beberapa keadaan, apendisitis agak sulit didiagnosis sehingga tidak ditangani pada waktunya dan terjadi komplikasi. Misalnya, pada orang berusia lanjut yang gejalanya sering samar-samar saja sehingga lebih dari separuh penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi.

Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual dan muntah. Yang perlu diperhatikan adalah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan diperut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan.



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon