Saturday, November 12, 2016

Evaluasi Basis Emulgel dan Dan Sedian Emulgel Dari Bahan Aktif Ekstrak Etanol

Evaluasi Basis Emulgel dan Dan Sedian Emulgel Dari Bahan Aktif Ekstrak Etanol

Apotekers.com Dalam pembuatan sedian farmasi pastilah sedian itu melalui tahapan pengujian terlebih dahulu untuk menjaga kualitas sedian. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan dari sebuah sedian, diantara hal-hal yang mungkin timbul ketika suatu sedian tidak melewati pengujian fisik adalah mutu dan kualitas yang tidak baik, semua itu akan menjadikan sedian tidak bekerja dengan baik dan tidak memberikan terapi yang baik juga pastinya. Pada artikel ini akan membahas tentang bagaimana evaluasi dari basis emulgel maupun sedian emulgel itu sendiri.


Evaluasi Basis Emulgel dan Dan Sedian Emulgel 


1. Pemeriksaan organoleptis (Depkes RI, 1997)
Pemeriksaan Terhadap bentuk, baun dan warna dilakukan secra visual sebelum dan sesudah didiamkan pada suhu kamar selama 6 minggu.

2. Pemeriksaan homogenitas (Depkes RI, 1997)
Emulgel ditimbang sebanyak 0,1 gram kemudian dioleskan secara merata dan tipis pada kaca transparan sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat butir - butir kasar

3. Pemeriksaan pH (Depkes RI, 1979)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat ini di kalibrasi terlebih dahulu dengan menggukakan larutan dapar asetat pH 4,0 dan dapar posfat  pH 7,0, sehingga angka yg muncul pada alat berada pada pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dengan tisu. Pengukuran basis emulgel dengan cara : sebanyak 1 gram emulgel di encerkan dengan aquadest  hingga 10 mL. dalam wadah yang cocok. Elektroda dicelupkan kedalam wadah tersebut. Biarkan angka bergerak pada posisi konstan. Angka yang di tunjukkan pada pH meter merupakan nilai pH basis Emulgel Pengamatan dilakukan selama 6 minggu

4. Pemeriksaan stabilitas  terhadap suhu (Jellinek, 1970)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi pemisahan fase dalam sediaan selama penyimpanan suhu rendah.

1. Pada suhu 50C
Caranya: emulgel ditimbang 5 gram  dimasukkan ke dalam wadah emulgel kemudian masukan kedalam lemari pendingin suhu 50C selama 24 jam. Emulgel yang tidak menunjukkan pemisahan dinilai sebagai sediaan stabil.

2. Pada suhu kamar
Caranya: emulgel ditimbang sebnyak 5 gram masukkan dalam  wadah emulgel kemudian didiamkan pada suhu kamar selama 24 jam, kemudian diamati perubahan yang terjadi. emulgel yang tidak menunjukkan pemisahan dinilai sebagai sediaan stabil.

5. Pemeriksaan daya menyebar kulit (Voight,  1994)
Emulgel sebanyak 500mg diletakkan hati-hati diatas kaca transfaran yang beralasan kertas grafik transparan dan diberikan beban (1 gram, 2 gram, 5 gram) lalu ukur pertambahan luas setelah diberikan beban.

6. Pemeriksaan uji iritasi kulit (Voight, 1995)
Umumnya iritasi kulit akan menimbulkan reaksi kulit sesaat sesudah pelekatan atau penyentuhan pada kulit yang dikenal dengan iritasi primer. Tetapi bila iritasi timbul beberapa jam setelah pelekatan atau penyentuhan iritasi pada kulit maka dikenal dengan iritasi sekunder. Tanda-tanda yang ditimbulkan oleh iritasi dapat berupa eritemia, reaksi kulit yang demikian biasanya bersifat lokal pada kulit setempat.

Uji iritasi kulit ini dikenal dengan uji tempel (past test),  pengujian langsung dilakukan pada manusia. Pengujian iritasi kulit dengan uji tempel tertutup pada kulit manusia dimna 0,1 gram  sediian dioleskan padapangkal lengan bagian dalam dengan diameter pengolesan 2cm kemudian ditutup dengan perban dan plaster, biarkan selama 24 jam kemudian dioleskan lagi, lakukan selama 3 hari. Setelah itu amati gejala yang timbul. Apabila tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Massa sediaan memenuhi persyaratan pengujian.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon