Tuesday, October 25, 2016

5 Antikoagulan Baru Ini Bisa Digunakan Untuk Gangguan Aritmia Jantung Atau Fibrilasi Atrium

5 Antikoagulan Baru Ini Bisa Digunakan Untuk Gangguan Aritmia Jantung Atau Fibrilasi Atrium

5 Antikoagulan Baru Untuk Gangguan Aritmia Jantung atau “Fibrilasi Atrium”

Antikoagulan oral baru (New oral anticoagulants/NOAC) untuk NVAF termasuk apixaban, dabigatran, rivaroxaban, dan edoxaban. Obat antikoagulan oral baru ini memiliki aksi cepat dan lebih memiliki waktu paroh yang pendek, dan beberapa di eliminasi ginjal.

Warfarin

Warfarin dapat mengganggu aksi vitamin K, yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Obat ini masih membutuhkan pengawasan karena indeks terapinya yang sempit. Hal ini membutuhkan pemantauan rasio normalisasi internasional (INR), melalui pemantauan di klinik. Sehingga pasien yang menggunakan obat tersebut akan sering untuk pergi ke klinik tersebut guna melihat terapi obatnya.

Interaksi makanan dan genetik pasien dapat mempengaruhi keberhasilan terapi keseluruhan warfarin. Sangat penting untuk menjaga jumlah konsisten dari vitamin K di dalam makanan sehari-hari untuk membantu menjaga INR terapeutik 2-3. Khasiat warfarin telah terbukti dalam uji klinis. Sebuah tinjauan tentang sistematis uji klinis menemukan bahwa pada pasien dengan AF, warfarin dapat memberikan pengurangan stroke dan rasio kematian. Vitamin K dapat digunakan untuk membalikkan efek warfarin yang bisa memunculkan situasi perdarahan berlebih.

Dabigatran

Inhibitor faktor II ini bekerja di jalur koagulasi untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah. Hal ini dapat digunakan untuk mengobati NVAF dengan dosis dua kali sehari, dan berpotensi dapat mempengaruhi kepatuhan untuk pasien tertentu.

Bioavailabilitas dari obat ini adalah 7%, yang terendah dari semua NOAC. Ketika digunakan bersamaan dengan makanan, waktu puncak meningkat dibandingkan dengan konsumsi tanpa makanan. Dabigatran tidak memerlukan pemantauan rutin, sehingga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk pasien yang tidak bisa mendapatkan pemantauan rutin. Agen antagonis dabigatran adalah idarucizumab.

Apixaban

Faktor Xa inhibitor ini bekerja di jalur koagulasi untuk mencegah pembentukan bekuan darah dengan dosis dua kali sehari selama terapi NVAF, tetapi dosis mesti diturunkan jika pasien memiliki kreatinin serum lebih besar dari 1,5 mg / dL, usia 80 tahun atau lebih tua, atau berat kurang dari 60kg.

Pemantauan rutin tidak diperlukan dengan obat ini. Hasil satu studi menunjukkan tingkat terjadinya stroke iskemik lebih rendah dengan penggunaan apixaban dibandingkan dengan warfarin.

Rivaroxaban

Faktor Xa ini juga bekerja sebagai koagulasi untuk mencegah pembentukan bekuan darah dengan dosis sekali sehari untuk NVAF, dan diyakini dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk pasien dengan riwayat ketidakpatuhan dengan obat sebelumnya.

Dosis untuk NVAF adalah 20 mg sekali sehari sewaktu makan, yang penting untuk meningkatkan hasil studi absorbsinya telah menunjukkan rivaroxaban menjadi noninferior untuk warfarin pada pasien dengan AF. Dalam sebuah studi observasional terbaru yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine, ditemukan bahwa pengobatan rivaroxaban untuk NVAF dikaitkan dengan peningkatan perdarahan intrakranial, perdarahan ekstrakranial, dan pendarahan gastrointestinal.

Edoxaban

Ini adalah faktor lain Xa inhibitor dengan mekanisme yang sama sebagai faktor penghambat Xa lain yang disebutkan dalam artikel ini. Obat ini digunakan dengan dosis sekali sehari untuk NVAF, pilihan lain untuk pasien yang bermasalah dengan kepatuhan.

Penggunaan obat ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan bersihan kreatinin lebih dari 95 ml / min. Satu hasil studi menunjukkan bahwa edoxaban dosis tinggi (60 mg) secara statistik tidak signifikan untuk insiden kecil dari stroke iskemik dibandingkan dengan warfarin. Tingkat stroke hemoregik berkurang di kedua dosis tinggi dan rendah (30 mg).

Sumber :pharmacytimes.com/
               signagainststroke.com/

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon